Bukti Rekaman di Sidang, Ini Tanggapan Reza Gladys Terhadap Permintaan Nikita

Suasana ruang sidang pengadilan negeri jakarta selatan saat nikita meminta rekaman diputar.

KLIKBERITA24.COM - Dokter kecantikan Reza Gladys akhirnya buka suara menanggapi polemik yang terjadi di sidang kasus dugaan pemerasan dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang menjerat Nikita Mirzani.

Dalam sidang tersebut, aktris kontroversial itu bersikeras meminta majelis hakim memutar rekaman percakapan yang disebut-sebut sebagai bukti dugaan suap dari Reza kepada oknum tertentu.

Menanggapi hal itu, Reza Gladys dengan tegas membantah telah melakukan praktik suap seperti yang dituduhkan oleh Nikita.

Ia mengaku sempat melihat hebohnya rekaman tersebut yang beredar di media sosial, namun dirinya menegaskan bahwa suara yang dimaksud dalam rekaman itu bukanlah miliknya.

“Aku lihat di medsos, tapi enggak begitu jelas,” ujar Reza, dikutip dari YouTube Curhat Bang Denny Sumargo, Rabu (6/8/2025).

“Tapi apa pun itu, aku sangat amat pastikan, itu bukan suara aku,” imbuhnya dengan nada yakin.

Reza Bantah Lakukan Suap: “Saya Rakyat Biasa yang Minta Keadilan”

Reza gladys dikaitkan dengan penggunaan produk injeksi tanpa izin bpom dalam perawatan kliniknya

Reza Gladys saat diwawancara terkait tuduhan suap oleh Nikita Mirzani

Reza pun menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan atau kekuasaan untuk melakukan praktik suap seperti yang disinyalir terjadi dalam proses hukum tersebut.

“Aku tidak melakukan hal tersebut,” tegas Reza Gladys.

“Aku manusia biasa, aku rakyat Indonesia biasa yang meminta keadilan atas apa yang sudah dilakukan,” sambungnya dengan nada tulus.

Pernyataan ini menjadi respons langsung atas tekanan opini publik yang berkembang sejak sidang berlangsung dan menjadi sorotan media.

Reza menegaskan bahwa dirinya hanya menginginkan proses hukum yang adil, tanpa intervensi atau tuduhan yang tidak berdasar.

Ketegangan di Ruang Sidang: Nikita Minta Rekaman Diputar

Dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Kamis (31/7/2025), suasana memanas ketika Nikita Mirzani meminta kepada majelis hakim untuk memutar rekaman percakapan yang diduga melibatkan dirinya, jaksa penuntut umum (JPU), dan Reza Gladys.

Permintaan tersebut diajukan Nikita sesaat setelah Ketua Majelis Hakim, Khairul Soleh, menutup jalannya sidang dan memerintahkan agar terdakwa kembali dibawa ke rumah tahanan (rutan).

Namun, Nikita secara terbuka menyatakan bahwa dirinya enggan meninggalkan ruang sidang sebelum rekaman itu didengarkan secara langsung di hadapan publik dan hakim.

“Saya sudah dikriminalisasi selama lima bulan. Waktu saya sudah habis terbuang. Saya tidak bisa merawat anak-anak saya. Saya minta rekaman diputar!” tegas Nikita di hadapan majelis hakim.

Majelis Hakim Menolak Putar Rekaman, Nikita Dievakuasi Paksa

Meski Nikita memohon dengan penuh emosi, majelis hakim memutuskan untuk mengabaikan permintaan tersebut dan memilih meninggalkan ruang sidang.

Sementara itu, Nikita tetap bertahan dengan keinginannya dan sempat menolak untuk dibawa kembali ke rutan.

Ketegangan pun tidak terelakkan antara Nikita, pihak jaksa, serta petugas keamanan yang bertugas mengamankan jalannya sidang.

Akhirnya, aparat terpaksa membawa Nikita keluar dari ruang sidang secara paksa di bawah pengawasan ketat.

Duduk Perkara Kasus: Dugaan Pemerasan dan TPPU yang Menjerat Nikita

Kasus ini bermula dari laporan Reza Gladys yang mengaku menjadi korban pemerasan dan TPPU oleh Nikita Mirzani bersama asistennya, Ismail Marzuki.

Dalam proses penyidikan, disebutkan bahwa Nikita melakukan siaran langsung melalui akun TikTok pribadinya @nikihuruhara, dengan menjelek-jelekkan produk kecantikan milik Reza.

Nikita bahkan menyebut bahwa produk tersebut berpotensi menyebabkan kanker kulit, sebuah tuduhan serius yang viral di media sosial.

Selang beberapa hari setelah siaran tersebut, rekan seprofesi Reza, yakni Oky Pratama, disebut memprovokasi Reza agar memberikan sejumlah uang kepada Nikita sebagai bentuk “kompensasi” agar sang aktris tidak lagi menyerang produk Reza di media.

Namun bukannya mereda, tekanan terhadap Reza justru meningkat.

Melalui asistennya, Ismail, Nikita disebut menyampaikan ancaman kepada Reza dan menyebut bahwa dirinya mampu menghancurkan bisnis Reza jika permintaan tidak dituruti.

Puncaknya, Nikita dikabarkan meminta uang tutup mulut (hush money) sebesar Rp5 miliar agar dirinya berhenti menyerang produk kecantikan milik Reza di media sosial.

Konflik Panjang yang Belum Menemui Titik Akhir

Sidang yang terus berlanjut dengan ketegangan ini menunjukkan kompleksitas konflik antara figur publik dan pelaku bisnis yang saling berseteru.

Kasus ini bukan hanya menyangkut hukum, tetapi juga menyentuh aspek psikologis, reputasi profesional, hingga persoalan etika dalam menggunakan platform digital.

Reza Gladys dalam berbagai kesempatan terus menegaskan bahwa dirinya adalah korban dari tekanan dan fitnah yang merugikan secara personal maupun bisnis.

Sementara di sisi lain, Nikita Mirzani tetap bersikukuh bahwa dirinya sedang dikriminalisasi, dan menyatakan adanya permainan di balik proses hukum yang berjalan.

Dengan adanya rekaman yang masih menjadi perdebatan, publik kini menaruh perhatian pada jalannya sidang lanjutan untuk mengetahui kebenaran dari semua klaim dan bantahan yang telah dilontarkan.

Kasus ini sekaligus membuka diskusi lebih luas tentang perlindungan hukum dalam konteks dunia digital dan media sosial, di mana reputasi bisa hancur dalam hitungan jam.

Sebagai pelapor, Reza berharap keadilan tetap berpihak pada kebenaran, bukan pada siapa yang lebih dulu menyebarkan narasi di ruang publik.(taa)