Categories: Berita Nasional

Bukan 1000 Warga Sipil Umum, Prabowo Hanya Evakuasi Dokter dan Guru Gaza ke Indonesia

Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengumumkan rencana untuk evakuasi warga Gaza ke Indonesia. Namun, evakuasi ini hanya bersifat terbatas, dan ditujukan kepada para tenaga medis dan tenaga pendidik yang menjadi korban terdampak konflik Israel-Palestina.

Hal ini juga telah diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, saat menghadiri acara di Gedung DPR RI, Senayan, pada Kamis (17/4/2025). Muzani menekankan bahwa tindakan tersebut adalah bagian dari langkah nyata Presiden Prabowo dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina.

Menurut Muzani, Presiden Prabowo ingin memberikan bantuan nyata, bukan hanya sebatas pernyataan politik semata. Salah satu upayanya ialah dengan melindungi serta membina para tenaga medis dan pendidik profesional dari Gaza yang sangat diperlukan bagi masa depan Palestina.

“Evakuasi yang sedang direncanakan oleh Presiden Prabowo bukan untuk seluruh warga Gaza, tetapi secara khusus hanya bagi tenaga medis dan pendidik,” ujar Muzani. Ia menambahkan bahwa langkah ini adalah bagian dari persiapan menuju Palestina yang merdeka dan mandiri.

Di tengah situasi Gaza yang porak-poranda akibat gempuran Israel, sejumlah dokter dan guru turut menjadi korban. Hal ini menyebabkan krisis sumber daya manusia di bidang pendidikan dan kesehatan yang kian mengkhawatirkan.

Presiden Prabowo ingin Indonesia menjadi tempat perlindungan sekaligus pendidikan bagi mereka yang tersisa. Para tenaga medis dan pendidik yang dievakuasi akan diberikan pelatihan di Indonesia sebelum nantinya kembali untuk membangun negaranya sendiri.

“Jumlahnya para tenaga professional disana semakin sedikit karena banyak yang telah gugur. Maka dari itu, mereka akan kita didik di sini untuk memperkuat sumber daya manusia Palestina,” jelas Muzani.

Langkah ini bukan sekadar tindakan darurat, tapi juga strategi jangka panjang. Prabowo melihat pentingnya membangun kapasitas dokter dan guru Palestina untuk masa depan negara tersebut.

Menurut Muzani, rencana ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya memberikan dukungan secara diplomatik saja. Lebih dari itu, Indonesia telah terlibat langsung dalam proses rekonstruksi yang ada di Palestina.

Selama beberapa tahun terakhir, Indonesia telah membangun sejumlah fasilitas vital seperti masjid, rumah sakit, dan sekolah di wilayah Palestina. Upaya tersebut dilakukan sebagai bentuk nyata solidaritas terhadap perjuangan rakyat Palestina.

“Dukungan kita bukan hanya secara politik sana, tapi juga melalui sejumlah pembangunan fasilitas fisik seperti sekolah dan rumah sakit,” kata Muzani. Ia menyebut, semua fasilitas itu nantinya akan dijalankan oleh tenaga profesional Palestina yang dididik di Indonesia.

Dengan begitu, pendidikan dan layanan kesehatan di Palestina tidak hanya dibangun, tetapi juga diisi oleh SDM yang telah berkompeten. Hal ini menjadi fondasi penting dalam proses rekonstruksi jangka panjang.

Muzani juga menyebutkan bahwa Indonesia tidak bekerja sendiri dalam hal ini. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) juga turut berperan dalam mendukung pembangunan kembali fasilitas vital di Palestina.

Baznas telah merancang proyek untuk membangun ulang infrastruktur seperti rumah sakit dan sekolah di Gaza. Sinergi antara pemerintah dan lembaga sosial ini diharapkan mempercepat proses pemulihan di Palestina.

Rencana evakuasi ini merupakan bagian dari visi luas Prabowo untuk menyumbangkan peran Indonesia dalam mewujudkan perdamaian global. Prabowo meyakini bahwa membantu Palestina bangkit adalah bagian dari tanggung jawab moral Indonesia sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan kemerdekaan suatu bangsa.

Dengan memberikan perlindungan sekaligus pendidikan bagi para tenaga profesional yang ada di Gaza, Indonesia menegaskan posisinya sebagai negara yang aktif dalam mendukung perjuangan Palestina. Ini bukan hanya soal politik luar negeri, tapi juga komitmen terhadap nilai kemanusiaan global. (dda)