Bitcoin vs Emas: Mana Investasi Paling Menguntungkan di Tengah Perang Tarif Trump?

Bitcoin vs emas

Ketika dunia dihadapkan pada gejolak ekonomi global, investor cenderung mencari aset pelindung nilai yang aman. Perang tarif yang kembali memanas antara Amerika Serikat dan Tiongkok di bawah kebijakan Donald Trump membuat pertanyaan ini semakin relevan: lebih menguntungkan mana, Bitcoin atau emas?

Perang tarif memicu ketidakstabilan ekonomi global yang berdampak langsung pada pasar keuangan. Tarif impor yang tinggi meningkatkan harga barang, memperlambat perdagangan, dan menekan pertumbuhan ekonomi.

Investor cenderung menghindari aset berisiko seperti saham dan mata uang saat kondisi ekonomi tidak menentu. Dalam kondisi seperti ini, aset seperti emas dan Bitcoin mulai mencuri perhatian.

Emas dikenal sebagai safe haven klasik yang sudah digunakan selama ribuan tahun untuk menjaga nilai kekayaan. Di sisi lain, Bitcoin muncul sebagai aset digital yang dianggap “emas versi modern” oleh sebagian kalangan.

Tapi apakah keduanya benar-benar memberikan perlindungan yang setara saat dunia sedang bergolak?

Emas: Aset Fisik dengan Reputasi Stabil

Investasi emas

Investasi Emas

Emas memiliki reputasi kuat sebagai penyimpan nilai, terutama dalam situasi krisis. Sejak zaman dahulu, emas menjadi tolok ukur kekayaan dan alat tukar yang diakui secara global.

Salah satu kelebihan emas adalah kestabilan harganya dalam jangka panjang. Data dari World Gold Council menunjukkan bahwa harga emas cenderung naik saat inflasi meningkat atau krisis ekonomi terjadi.

Sepanjang masa perang dagang tahun 2018–2019, harga emas melonjak dari sekitar $1.200 hingga melampaui $1.500 per troy ounce. Ini membuktikan bahwa emas tetap menjadi pilihan utama saat ketidakpastian meningkat.

Namun, emas bukan tanpa kelemahan. Biaya penyimpanan, risiko fisik, dan likuiditas yang terbatas dalam skala kecil bisa menjadi hambatan bagi investor ritel.

Bitcoin: Aset Digital dengan Volatilitas Tinggi

Bitcoin

Investasi Bitcoin

Bitcoin, meskipun tergolong baru, telah menunjukkan performa luar biasa dalam beberapa tahun terakhir. Nilainya melesat dari hanya ratusan dolar pada awal 2017 menjadi puluhan ribu dolar dalam waktu singkat.

Keunggulan utama Bitcoin adalah sifatnya yang terdesentralisasi dan terbatasnya suplai, yaitu hanya 21 juta unit. Hal ini menjadikan Bitcoin menarik sebagai pelindung nilai terhadap inflasi yang disebabkan oleh pencetakan uang besar-besaran.

Pada masa pandemi 2020, ketika pemerintah global menggelontorkan stimulus besar-besaran, harga Bitcoin melonjak tajam. Dalam konteks perang tarif dan ketidakpastian, Bitcoin juga kerap dipandang sebagai aset pelarian modern.

Namun, volatilitas harga Bitcoin jauh lebih tinggi dibanding emas. Dalam sehari, harga bisa turun 10–15%, yang tentu menimbulkan kekhawatiran bagi investor konservatif.

Perbandingan Kinerja: Siapa Lebih Unggul?

Untuk membandingkan keduanya secara adil, kita bisa melihat data historis dalam jangka waktu tertentu. Selama periode 2019 hingga 2023, emas mencatatkan kenaikan sekitar 40%, sementara Bitcoin tumbuh lebih dari 300%.

Namun, pertumbuhan tinggi Bitcoin disertai risiko ekstrem. Misalnya, setelah menyentuh harga hampir $69.000 pada akhir 2021, Bitcoin anjlok ke bawah $20.000 pada 2022 sebelum kembali naik.

Sementara itu, emas menunjukkan tren yang lebih stabil, tanpa lonjakan atau penurunan yang terlalu tajam. Ini membuat emas lebih cocok bagi investor yang menghindari fluktuasi ekstrem.

Jika Anda mencari pertumbuhan jangka panjang dengan toleransi risiko tinggi, Bitcoin bisa jadi pilihan menarik. Namun, bila yang lebih diutamakan adalah kestabilan dan perlindungan nilai, emas masih menjadi pilihan utama.

Bagaimana Perang Tarif Trump Mempengaruhi Keduanya?

Kebijakan proteksionis Trump yang menargetkan barang-barang impor dari Tiongkok berdampak langsung pada rantai pasok global. Ketidakpastian ini memicu minat terhadap aset pelindung nilai.

Pada masa puncak ketegangan tarif tahun 2019, emas mengalami kenaikan signifikan dalam waktu singkat. Hal serupa juga terjadi pada Bitcoin, yang saat itu ikut menguat di tengah kekhawatiran pasar.

Namun, reaksi pasar terhadap Bitcoin cenderung lebih lambat dan fluktuatif dibanding emas. Artinya, meski keduanya mendapatkan sentimen positif dari krisis, reaksi Bitcoin masih bergantung pada sentimen investor digital.

Faktor geopolitik seperti perang tarif lebih mudah mengangkat harga emas karena perannya yang sudah mapan sebagai lindung nilai. Bitcoin, sementara itu, masih dalam proses pembuktian.

Pertimbangan Praktis Sebelum Berinvestasi

Jika Anda ingin investasi jangka panjang dan siap menahan volatilitas, Bitcoin menawarkan potensi besar. Namun, Anda perlu strategi keluar yang jelas dan manajemen risiko yang ketat.

Untuk Anda yang lebih nyaman dengan stabilitas dan kepastian, emas bisa menjadi aset pelindung nilai yang andal. Emas juga lebih diterima secara global tanpa perlu koneksi internet atau dompet digital.

Diversifikasi bisa jadi pilihan cerdas: Anda tidak harus memilih salah satu. Menyimpan sebagian dalam emas dan sebagian dalam Bitcoin dapat membantu meredam risiko dan memaksimalkan peluang.

Ingatlah, baik Bitcoin maupun emas tidak memberikan imbal hasil pasif seperti dividen. Nilainya bergantung sepenuhnya pada harga pasar saat Anda menjual.

 

Kebijakan tarif Trump memicu ketidakpastian global yang mendorong investor beralih ke aset yang lebih aman. Baik emas maupun Bitcoin menawarkan potensi perlindungan, namun dengan karakteristik yang sangat berbeda.

Emas unggul dalam kestabilan dan penerimaan global, sementara Bitcoin menawarkan pertumbuhan eksponensial tapi penuh risiko. Pilihan terbaik bergantung pada tujuan keuangan dan seberapa besar toleransi Anda terhadap fluktuasi pasar.

Jangan terjebak pada perdebatan mana yang lebih unggul. Sebaliknya, fokuslah pada bagaimana kedua aset ini bisa melindungi dan menumbuhkan kekayaan Anda di masa yang penuh ketidakpastian.

Dengan strategi yang matang dan informasi yang cukup, Anda bisa memanfaatkan momentum geopolitik untuk membuat keputusan investasi yang lebih cerdas dan tahan krisis. (Okt)