Bitcoin Jadi Andalan Baru Investor, Aset Dana Kripto Tembus Rekor Tertinggi

Harga Bitcoin masih menunjukkan tren penguatan di tengah meningkatnya jumlah investor kripto di Indonesia.
KLIKBERITA24.COM - Nilai aset yang dikelola dalam dana investasi kripto menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah pada Mei 2025.
Lonjakan ini sejalan dengan membaiknya sentimen pasar global, khususnya setelah ketegangan perdagangan internasional mulai mereda.
Kondisi tersebut memicu peningkatan minat investor terhadap aset berisiko, termasuk bitcoin yang kini makin dilirik sebagai alat lindung nilai dan sarana diversifikasi dari dominasi pasar Amerika Serikat.
Berdasarkan data dari Morningstar, tercatat 294 dana kripto mengumpulkan dana masuk bersih (net inflow) sebesar 7,05 miliar dollar AS sepanjang bulan Mei.
Angka ini menjadi yang tertinggi sejak Desember 2024, sekaligus mendongkrak total nilai aset kelolaan atau AUM (Assets Under Management) menjadi 167 miliar dollar AS.
Ini menjadi rekor tertinggi sepanjang masa bagi dana kripto, mempertegas posisi aset digital dalam portofolio investasi global.
CEO Aether Holdings, Nicolas Lin, menilai bahwa bitcoin kini mulai bergeser dari persepsi lama sebagai instrumen spekulatif. Ia melihat adanya perubahan signifikan dalam cara pandang investor, khususnya dari kalangan institusional.
“Bitcoin mulai kembali menemukan perannya, bukan sekadar aset volatil, tapi juga digunakan untuk melindungi portofolio,” ujar Lin seperti dikutip Reuters pada Senin (9/6/2025).
Performa bitcoin dalam tiga bulan terakhir menunjukkan tren positif yang konsisten. Harga aset kripto terbesar ini tercatat naik lebih dari 15 persen, mengungguli sejumlah aset konvensional lainnya.
Sebagai perbandingan, indeks MSCI World hanya mencatat kenaikan 3,6 persen, sedangkan harga emas naik sebesar 13,3 persen pada periode yang sama.
Analis dan pendiri Coin Bureau, Nic Puckri, menyebutkan bahwa penguatan bitcoin dipengaruhi oleh kian melemahnya kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi dan pasar modal AS.
Ia menyoroti kondisi dolar AS yang cenderung melemah, naiknya imbal hasil obligasi, serta ketidakpastian di bursa saham AS sebagai faktor yang turut mendorong aliran modal ke kripto.
“Dolar diperkirakan terus melemah, imbal hasil obligasi naik, dan pasar saham masih diliputi ketidakpastian. Tapi bitcoin justru tetap tangguh,” kata Puckri.

Bitcoin, sebagai aset utama dalam kelas ini, pun makin menunjukkan ketangguhannya di tengah dinamika pasar.
Peningkatan minat terhadap kripto juga tak lepas dari regulasi baru di Amerika Serikat. Disetujuinya perdagangan spot untuk ETF berbasis bitcoin dan ether telah membuka akses lebih luas bagi investor institusional.
Dengan mekanisme ETF ini, investor bisa mendapatkan eksposur terhadap kripto tanpa harus membeli dan menyimpan aset digital secara langsung.
Efeknya pun terasa. Dana-dana berbasis kripto berhasil menarik minat yang signifikan, sementara dana konvensional mulai ditinggalkan.
Berdasarkan data dari Lipper, dana ekuitas global justru mencatat arus keluar bersih sebesar 5,9 miliar dollar AS sepanjang Mei.
Bahkan dana emas, yang selama ini dianggap sebagai safe haven, mengalami arus keluar pertama dalam 15 bulan terakhir sebesar 678 juta dollar AS.
Fenomena ini menjadi sinyal kuat bahwa investor global tengah melakukan rekalibrasi strategi alokasi aset mereka.
Mereka kini tidak lagi sekadar menempatkan kripto sebagai pelengkap, melainkan sebagai elemen penting dalam portofolio yang terdiversifikasi.
“Arus dana masih akan kuat, tapi lebih stabil dibanding lonjakan awal setelah ETF diluncurkan,” kata Lin.
Menurutnya, gelombang dana yang masuk setelah peluncuran ETF hanyalah fase awal. Saat ini, ia melihat tren yang lebih dalam dan berjangka panjang.
“Gelombang awal itu seperti katup pelepas tekanan. Yang terjadi sekarang justru lebih signifikan—kripto mulai menjadi bagian permanen dalam portofolio yang terdiversifikasi,” tambahnya.
Data dari CoinShares memperkuat pernyataan tersebut. Sepanjang Mei, dana bitcoin mencatatkan arus masuk bersih sebesar 5,5 miliar dollar AS. Sementara itu, dana ether juga tak ketinggalan dengan total inflow mencapai 890 juta dollar AS.
Dengan makin besarnya dukungan dari investor institusional dan membaiknya kondisi global, masa depan dana kripto terlihat semakin cerah.
Bitcoin, sebagai aset utama dalam kelas ini, pun makin menunjukkan ketangguhannya di tengah dinamika pasar. (vip)