BI Rate Stabil di 5,75%, Bagaimana Dampaknya ke Suku Bunga Kredit dan Deposito?

Bi mencatat bahwa suku bunga kredit dan deposito tetap stabil dengan beberapa perubahan pada tenor tertentu.

Suku bunga kredit dan deposito menjadi salah satu indikator penting dalam dunia perbankan yang memengaruhi perekonomian secara luas. Bank Indonesia (BI) secara rutin merilis data perkembangan suku bunga untuk memberikan gambaran terkait kondisi keuangan di tanah air.

Pada Februari 2025, BI mencatat bahwa suku bunga kredit dan deposito tetap stabil dengan beberapa perubahan pada tenor tertentu. Keputusan BI dalam menetapkan suku bunga acuan juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekonomi.

Dalam laporan terbarunya, BI menyebut bahwa suku bunga kredit masih bertahan di level 9,20% sejak Desember 2024. Sementara itu, suku bunga deposito mengalami pergerakan beragam tergantung pada tenor yang dipilih nasabah.

Stabilitas suku bunga ini memberikan dampak signifikan terhadap berbagai sektor ekonomi, termasuk perbankan, investasi, dan konsumsi masyarakat. Dengan mempertahankan kebijakan moneter yang seimbang, BI berharap dapat terus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional di tengah tantangan global.

Kondisi Suku Bunga Acuan BI pada Februari 2025

Pada Februari 2025, Bank Indonesia tetap mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 5,75%. Keputusan ini diambil berdasarkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang digelar pada Rabu, 19 Maret 2025.

Sebelumnya, pada Januari 2025, BI telah melakukan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) dari 6,00% menjadi 5,75%. Langkah ini diambil untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung pertumbuhan kredit di sektor perbankan.

Dalam laporan Analisis Uang Beredar yang dirilis BI, disebutkan bahwa suku bunga kredit dan simpanan tetap relatif stabil sepanjang Februari 2025. Stabilitas ini menunjukkan bahwa kebijakan moneter BI berjalan sesuai dengan ekspektasi pasar.

Keputusan untuk mempertahankan suku bunga acuan ini didasarkan pada beberapa faktor, termasuk kondisi inflasi dan kestabilan nilai tukar rupiah. Dengan mempertahankan suku bunga pada level yang sama, BI berupaya menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pengendalian risiko keuangan.

Suku Bunga Kredit Tetap Stabil di Februari 2025

Suku bunga kredit dan deposito bi

Suku bunga kredit dan deposito BI

Bank Indonesia melaporkan bahwa rata-rata tertimbang suku bunga kredit pada Februari 2025 tercatat sebesar 9,20%. Angka ini menunjukkan tidak adanya perubahan dari bulan sebelumnya dan tetap berada pada level yang sama sejak Desember 2024.

Jika dibandingkan dengan November 2024, terjadi sedikit penurunan dari level 9,22% ke 9,20% pada Desember 2024 dan bertahan hingga Februari 2025. Hal ini mencerminkan bahwa perbankan masih mempertahankan kebijakan kredit yang cukup kompetitif di tengah kondisi pasar.

Stabilitas suku bunga kredit ini memberikan keuntungan bagi dunia usaha dan sektor riil. Dengan bunga kredit yang tetap, pelaku usaha dapat merencanakan ekspansi bisnisnya dengan lebih pasti tanpa khawatir akan kenaikan biaya pinjaman.

Di sisi lain, suku bunga kredit yang stabil juga menjadi faktor penting dalam menjaga daya beli masyarakat. Dengan bunga kredit yang tidak meningkat, konsumen masih memiliki akses terhadap pembiayaan yang terjangkau untuk kebutuhan konsumtif maupun produktif.

Perkembangan Suku Bunga Deposito pada Februari 2025

Suku bunga simpanan berjangka atau deposito pada Februari 2025 menunjukkan tren beragam tergantung tenor yang berlaku. Pada tenor 3 bulan dan 6 bulan, suku bunga mengalami peningkatan masing-masing menjadi 5,59% dan 6,06%.

Sebagai perbandingan, pada bulan Januari 2025, suku bunga deposito untuk tenor yang sama berada pada level 5,57% dan 6,01%. Kenaikan ini mencerminkan adanya pergeseran strategi perbankan dalam menarik dana pihak ketiga.

Namun, tidak semua tenor deposito mengalami kenaikan suku bunga pada Februari 2025. Suku bunga simpanan dengan tenor 1 bulan, 12 bulan, dan 24 bulan justru mengalami sedikit penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.

Pada tenor 1 bulan, suku bunga turun menjadi 4,80% dari sebelumnya 4,82%. Sementara itu, tenor 12 bulan mengalami penurunan dari 5,16% menjadi 5,11%, dan tenor 24 bulan turun dari 4,32% menjadi 4,29%.

Penurunan ini menunjukkan bahwa bank lebih fokus pada peningkatan suku bunga deposito jangka menengah dibandingkan jangka panjang. Hal ini mungkin terkait dengan strategi likuiditas dan ekspektasi suku bunga ke depan.

BI Tetap Mempertahankan Kebijakan Moneter

Dalam konferensi pers RDG BI Maret 2025, Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan bahwa kondisi ekonomi nasional masih dalam kendali. Menurut Perry, defisit transaksi berjalan serta stabilitas nilai tukar rupiah masih berada dalam batas aman.

Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, BI memutuskan untuk tetap menahan suku bunga acuan di level 5,75%. Keputusan ini bertujuan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan.

Langkah BI dalam mempertahankan suku bunga acuan juga didukung oleh kondisi inflasi yang terkendali. Inflasi yang stabil menjadi salah satu faktor utama dalam menentukan arah kebijakan moneter ke depan.

Dampak Stabilitas Suku Bunga terhadap Ekonomi

Stabilitas suku bunga kredit dan simpanan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Bagi dunia usaha, suku bunga kredit yang stabil memungkinkan mereka untuk merencanakan ekspansi bisnis dengan lebih baik.

Di sisi lain, masyarakat yang memiliki dana di bank juga tetap mendapatkan imbal hasil yang relatif kompetitif dari deposito mereka. Hal ini dapat mendorong peningkatan tabungan dan investasi di sektor keuangan.

Dengan mempertahankan suku bunga acuan di level yang stabil, BI berupaya menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan kredit dan pengelolaan likuiditas perbankan. Langkah ini penting untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

 

Bank Indonesia telah mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75% pada Februari 2025 untuk menjaga stabilitas ekonomi. Suku bunga kredit tetap stabil di angka 9,20%, sementara suku bunga deposito mengalami pergerakan beragam tergantung tenor.

Keputusan BI ini diambil dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti inflasi, defisit transaksi berjalan, dan kondisi nilai tukar rupiah. Dengan kebijakan moneter yang stabil, diharapkan perekonomian nasional tetap tumbuh secara berkelanjutan di masa mendatang. (dda)