Emas tetap jadi pilihan populer untuk diversifikasi portofolio di tengah ketidakpastian ekonomi
Investasi emas telah lama menjadi andalan para investor yang ingin menjaga nilai kekayaannya.
Dalam situasi ekonomi global yang tidak menentu—seperti inflasi tinggi, gejolak pasar saham, atau ketegangan geopolitik—emas seringkali menjadi pilihan utama karena dianggap sebagai aset yang aman (safe haven).
Tapi pertanyaan pentingnya adalah: berapa persen dari portofolio investasi yang ideal untuk dialokasikan ke emas? Apakah cukup 1%, 5%, atau justru perlu sampai 15%?
Mari kita bahas secara lengkap agar kamu bisa menentukan sendiri alokasi yang paling pas untuk portofoliomu.
Investasi emas memang bukan satu-satunya jawaban untuk semua kondisi ekonomi, tapi ia punya peran penting dalam menjaga keseimbangan portofolio.
Sebelum kita masuk ke angka, penting untuk tahu alasan kenapa emas masih sangat diminati sebagai instrumen investasi.
Emas punya karakter unik yang berbeda dari aset lainnya seperti saham atau obligasi. Berikut ini beberapa keunggulan emas:
Dengan karakteristik tersebut, wajar jika banyak investor menjadikan emas sebagai bagian dari strategi lindung nilai (hedging) dalam portofolionya.
Sebelum memutuskan alokasi untuk investasi emas, kamu perlu mengenali dulu profil risiko pribadi. Ini penting karena tiap investor punya gaya dan tujuan yang berbeda:
Sebuah survei yang dilakukan oleh World Gold Council mengungkap fakta menarik: sebanyak 85% investor profesional di Amerika Serikat telah menyertakan emas dalam portofolio mereka, naik signifikan dari 69% pada tahun 2018.
Meski demikian, rata-rata alokasinya relatif kecil, yakni kurang dari 1% dari total dana yang mereka kelola.
Hal ini menunjukkan bahwa banyak investor memilih emas sebagai pelengkap, bukan sebagai komponen utama.
Kalau kamu masih bingung menentukan berapa persen yang ideal, berikut ini beberapa panduan dari institusi dan ahli keuangan ternama:
Secara umum, para pakar sepakat bahwa alokasi antara 1% hingga 15% masih tergolong aman, dan bisa disesuaikan dengan profil risiko masing-masing investor.
Untuk memudahkanmu memahami, berikut simulasi sederhana:
Misalkan kamu memiliki total portofolio investasi sebesar Rp100.000.000. Jika kamu memutuskan untuk mengalokasikan 5% untuk emas, maka:
Rp100.000.000 x 5% = Rp5.000.000
Dengan begitu, kamu bisa mengalokasikan Rp5 juta untuk membeli emas, baik dalam bentuk emas batangan (logam mulia), emas digital, maupun reksa dana emas.
Investasi emas memang bukan satu-satunya jawaban untuk semua kondisi ekonomi, tapi ia punya peran penting dalam menjaga keseimbangan portofolio.
Dengan alokasi yang tepat—antara 1% hingga 15%, tergantung profil dan tujuanmu—emas bisa jadi pelindung nilai yang efektif saat pasar sedang tidak bersahabat.
Ingat, kunci investasi bukan hanya memilih instrumen terbaik, tapi juga menyusun komposisi yang sehat dan sesuai kebutuhanmu.(vip)