Mengupas lebih dalam tentang kebiasaan sering bicara sendiri dengan kaitannya gangguan mental.
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, ada beberapa orang yang sering bicara sendiri selama menjalankan aktivitasnya.
Fenomena ini umum terjadi pada beberapa orang. Namun, banyak yang mengira jika hal tersebut sebagai tanda seseorang mengalami gangguan mental.
Lantas, apakah anggapan tersebut benar atau sekadar mitos belaka? Yuk, simak pembahasannya berikut ini.
Berbicara sendiri atau self talk merupakan aktivitas verbal yang dilakukan seseorang tanpa melibatkan orang lain.
Perilaku ini biasanya terjadi secara spontan, baik dengan suara keras maupun hanya dalam pikiran.
Terdapat beberapa faktor yang memungkinkan seseorang berbicara sendiri, di antaranya sebagai berikut.
Seseorang kerap berbicara sendiri, karena perlu mengklarifikasi atau mengatur pikiran dalam menghadapi situasi tertentu.
Dalam kondisi stres atau cemas, berbicara sendiri menjadi bentuk coping mechanism untuk menenangkan diri.
Banyak orang yang berbicara sendiri untuk memperkuat fokus dan konsentrasi, misalnya ketika mengerjakan tugas atau mengingat sesuatu.
Terkadang, seseorang mengungkapkan perasaan mereka melalui dialog internal atau berbicara sendiri sebagai bentuk pelepasan emosi.
Meskipun banyak yang mengaitkan kebiasaan berbicara sendiri dengan gangguan mental, pada dasarnya hal tersebut tidak selalu benar.
Kebiasaan berbicara sendiri sejatinya tidak selalu berkaitan dengan masalah kesehatan jiwa.
Orang yang suka bicara sendiri bisa saja terbentuk dari kebiasaannya yang tidak mempunyai teman mengobrol.
Saat seseorang bicara dengan dirinya sendiri, mungkin ia sedang berusaha untuk menyelesaikan masalah di pikiran, baik dengan suara lantang maupun dalam hati.
Hal ini juga disebut sebagai self explaining atau menjelaskan kepada diri sendiri.
Berbicara sendiri atau self talk menjadi hal yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mengenal dirinya sendiri.
Dengan mengobrol dengan dirinya sendiri, ia akan lebih peduli (aware) dan peka terhadap kondisi sekitar yang sedang terjadi.
Selain itu, ia juga lebih mudah menentukan keputusan yang nantinya akan dilakukan, ketika sudah mengetahui apa yang ia rasakan dan pikirkan.
Tentunya, untuk mengetahui perasaan dan isi pikiran dalam diri, diperlukan kebiasaan berbicara sendiri (self talk).
Kebiasaan sering bicara sendiri tidak selalu menandakan adanya gangguan mental.
Secara sadar maupun tidak, hal-hal yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari merupakan bagian dari cara mengajak ngobrol dirinya sendiri.
Sebagai contoh, ketika ingin memesan makanan secara online tetapi bingung untuk memilih menunya, biasanya orang akan berbicara “Aduh, mau milih teh atau kopi, ya?”.
Pada dasarnya, proses dalam memilih menu makanan tersebut menjadi momen individu bertanya pada diri sendiri dengan melakukan berbagai pertimbangan, sehingga ia dapat membuat keputusan akhir.
Jadi, ketika memiliki kebiasaan berbicara sendiri, tidak selamanya menunjukkan adanya permasalahan atau gangguan mental.
Kebiasaan sering bicara sendiri tidak bisa selamanya dianggap sebagai hal negatif.
Bahkan, banyak penelitian menunjukkan bahwa self talk memiliki beberapa manfaat positif berikut.
Berbicara kepada diri sendiri dapat menjadi cara untuk merefleksi diri.
Dengan bicara sendiri, seseorang memungkinkan untuk merenungi hal-hal yang terjadi dalam hidup.
Dengan demikian, seseorang cenderung dapat melihat segala sesuatu nantinya dengan cara lebih jernih dan rasional.
Ketika menghadapi sebuah tantangan, biasanya hal yang dapat dilakukan adalah memotivasi diri sendiri dengan mengatakan “saya bisa melakukan ini”.
Sebuah penelitian pada atlet ditemukan bahwa berbicara dengan diri sendiri tidak hanya mampu membantu mereka tampil lebih baik, tetapi juga bisa membuat mereka semakin menikmati permainan.
Berbicara kepada diri sendiri juga menjadi cara untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
Dengan menghabiskan beberapa waktu untuk berbicara kepada diri sendiri, ini dapat membantu diri lebih fokus dalam merenungkan masalah dan kemungkinan solusi yang ada.
Namun, ketika self talk yang dilakukan sudah tidak dapat terkontrol dengan baik, maka kondisi tersebut dapat berubah.
Self talk yang disertai dengan gejala-gejala tidak normal menjadi tanda adanya gangguan mental, seperti halnya skizofrenia.
Sebagai contoh, jika mendengar bisikan atau melihat sesuatu yang tidak nyata dan dapat membahayakan diri sendiri, di situlah diperlukan penanganan khusus dari tenaga profesional.
Konsultasi dengan psikolog atau psikiater dapat membantu memahami apakah perilaku tersebut masih normal atau membutuhkan penanganan lebih lanjut.
Selain ciri tersebut, beberapa tanda dan gejala lain yang menandakan adanya gangguan mental adalah sebagai berikut.
Apabila kebiasaan berbicara sendiri dianggap mengganggu atau tidak wajar, beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
Dengan mencoba ketiga tips tersebut, pemikiran untuk self talk cenderung akan berkurang dengan sendirinya.
Itulah, informasi mengenai kebiasaan sering bicara sendiri yang tidak selalu menandakan adanya gangguan mental. Bila ragu, alangkah baiknya meminta bantuan ahli untuk mengurai benang merah. (fam)