Mengupas fakta, benarkah emping melinjo bisa sebabkan asam urat?
Emping melinjo, sebagai salah satu camilan khas Indonesia yang telah menjadi bagian dari tradisi kuliner Nusantara.
Emping melinjo seringkali hadir sebagai pelengkap yang tak tergantikan pada berbagai sajian, mulai dari soto, nasi uduk, hingga nasi goreng.
Teksturnya yang renyah dan rasanya yang gurih membuat emping disukai oleh berbagai kalangan, dari anak-anak hingga orang dewasa.
Namun, di balik kenikmatannya yang menggoda lidah, emping melinjo kerap kali dikaitkan dengan risiko kesehatan tertentu, terutama masalah peningkatan kadar asam urat dalam tubuh.
Banyak orang yang secara sadar memilih untuk menghindari camilan ini karena kekhawatiran terhadap penyakit asam urat.
Lantas, apakah benar emping melinjo menjadi penyebab langsung dari penyakit asam urat? Yuk, cek faktanya dalam penjelasan berikut ini.
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang kaitan antara emping melinjo dan asam urat, penting untuk mengenal lebih mendalam soal penyakit asam urat.
Dalam istilah medis, asam urat adalah hasil akhir dari metabolisme purin, yaitu senyawa alami yang terdapat dalam berbagai jenis makanan serta diproduksi secara alami di dalam tubuh.
Pada kondisi normal, asam urat akan larut dalam darah dan kemudian dikeluarkan melalui urin.
Namun, ketika tubuh menghasilkan asam urat dalam jumlah berlebihan atau ginjal tidak mampu membuangnya dengan optimal, ini akan terjadi penumpukan asam urat dalam darah, suatu kondisi yang dikenal sebagai hiperurisemia.
Jika dibiarkan, asam urat ini dapat membentuk kristal di area persendian.
Akibatnya, penderita asam urat akan merasakan nyeri hebat, bengkak, serta kemerahan, yang dikenal secara umum sebagai penyakit gout.
Untuk menjawab pertanyaan apakah emping melinjo berisiko menyebabkan asam urat, penting melihat kandungan kimiawi bahan dasarnya, yaitu biji melinjo.
Biji melinjo tergolong sebagai bahan makanan yang memiliki kandungan purin dalam jumlah sedang hingga tinggi, tergantung pada cara pengolahan serta kadar air yang terkandung di dalamnya.
Jika dilihat lebih dekat, melinjo segar mengandung sekitar 150 mg purin per 100 gram, sedangkan emping melinjo (karena mengalami proses pengeringan dan penggorengan yang mengurangi kadar airnya) memiliki kandungan purin lebih dari 200 mg per 100 gram.
Sebagai perbandingan, makanan lain seperti daging sapi mengandung sekitar 120 mg purin per 100 gram, sedangkan ikan sarden dapat mencapai 210 mg purin per 100 gram.
Dari data ini, dapat disimpulkan bahwa emping melinjo masuk ke dalam kelompok makanan berpurin tinggi.
Artinya, emping melinjo berpotensi meningkatkan kadar asam urat bila dikonsumsi dalam jumlah besar dan secara rutin.
Kekhawatiran masyarakat terhadap emping melinjo sebenarnya tidak muncul tanpa dasar.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa konsumsi emping melinjo secara berlebihan dalam waktu tertentu memang dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat di dalam tubuh, terutama pada individu yang memiliki gangguan metabolisme purin atau sudah memiliki riwayat gout sebelumnya.
Emping melinjo boleh dikonsumsi bagi penderita asam urat selama dalam jumlah yang tidak berlebihan.
Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa konsumsi emping melinjo lebih dari 100 gram per hari secara berturut-turut dapat menyebabkan lonjakan kadar asam urat secara signifikan, khususnya pada laki-laki berusia di atas 40 tahun.
Meski demikian, bukan berarti setiap orang yang mengonsumsi emping akan langsung terkena gout, karena respons tubuh terhadap purin bisa berbeda-beda tergantung pada faktor genetik, pola makan keseluruhan, dan gaya hidup.
Emping melinjo dapat menjadi pemicu masalah kesehatan bila dikonsumsi secara berlebihan, terutama jika dikombinasikan dengan gaya hidup yang tidak sehat.
Misalnya, seseorang yang mengonsumsi emping dalam jumlah besar setiap hari, tetapi tidak cukup minum air putih, sering mengonsumsi makanan tinggi purin lainnya (seperti jeroan, seafood, atau daging merah), akan lebih berisiko mengalami peningkatan kadar asam urat.
Terlebih, jika orang tersebut memiliki riwayat keluarga dengan penyakit gout, maka emping melinjo memang sebaiknya dibatasi atau bahkan dihindari.
Pada dasarnya, penderita asam urat tidak harus sepenuhnya menghilangkan emping dari menu makanannya, selama dikonsumsi dalam batas wajar dan disesuaikan dengan kondisi tubuh masing-masing.
Para ahli gizi menyarankan agar penderita asam urat hanya mengonsumsi emping dalam jumlah sangat terbatas, yakni sekitar 10–15 gram atau setara 5–6 keping kecil, dan sebaiknya tidak setiap hari.
Selain itu, penting untuk mengimbanginya dengan pola makan sehat, seperti banyak mengonsumsi buah dan sayuran rendah purin, minum air putih, dan menghindari makanan yang bisa memicu kenaikan asam urat secara drastis.
Agar tetap bisa menikmati kelezatan emping melinjo tanpa harus takut kadar asam urat naik, ada beberapa langkah bijak yang bisa diterapkan.
Itulah, penjelasan fakta mengenai pengaruh konsumsi emping melinjo dengan penyakit asam urat. Semoga bermanfaat! (fam)