Begini Tips Agar Kamu Dapat Bantuan PIP Sekolah

Tips Mendapatkan Pip Sekolah

Bantuan Pendidikan Indonesia Pintar (PIP) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendukung siswa-siswi dari keluarga kurang mampu agar tetap bisa melanjutkan pendidikan dengan baik. Bantuan ini sangat penting bagi mereka yang membutuhkan, sehingga memastikan mendapatkan bantuan ini sangatlah penting bagi orang tua dan pihak sekolah.

Agar dapat menerima PIP, ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan oleh siswa, orang tua, dan pihak sekolah, terutama dalam memastikan kelengkapan dan keakuratan data yang tercatat dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik).

1. Pastikan Data di Dapodik Sudah Tepat dan Lengkap

Data Pokok Pendidikan atau Dapodik adalah database yang berisi informasi penting mengenai siswa, seperti Nomor Induk Kependudukan (NIK), Nomor Induk Siswa Nasional (NISN), tanggal lahir, serta data penghasilan orang tua.

Data-data ini harus diisi dengan benar dan lengkap agar siswa bisa memperoleh Bantuan PIP. Dapodik diperbarui setiap tahunnya, jadi pastikan bahwa data yang ada di sistem tersebut sudah sesuai dan tidak ada kesalahan.

Sofiana Nurjanah, Ketua Tim Kerja Program Indonesia Pintar (PIP) Puslapdik Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), mengingatkan bahwa pengisian data yang lengkap dan valid di Dapodik akan sangat mempermudah proses verifikasi untuk mendapatkan PIP. “Bila misalnya di SD dan SMP tidak dapat PIP, maka di SMA bisa memperoleh asal datanya yang lengkap, valid dan logis tercatat di Dapodik,” ujar Sofiana.

2. Pastikan Data yang Disinkronkan dengan DTKS dan P3KE

Selain memastikan kelengkapan data di Dapodik, data siswa juga harus disinkronkan dengan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan P3KE (Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem).

Kedua sistem ini berfungsi untuk mengidentifikasi keluarga yang tergolong dalam kategori kurang mampu. Oleh karena itu, pastikan bahwa data keluarga yang tercatat di Dapodik juga terhubung dan sesuai dengan data di DTKS dan P3KE.

Proses verifikasi dan validasi ini sangat penting karena dapat mempengaruhi apakah seorang siswa dapat atau tidak mendapatkan PIP. Data yang tercatat di Dapodik harus sinkron dan sesuai dengan data sosial ekonomi yang tercatat di DTKS dan P3KE. Jika tidak, siswa tersebut mungkin tidak akan menerima bantuan.

Tips Mendapatkan Pip Sekolah Tahun 2025

Tips Mendapatkan PIP Sekolah Tahun 2025

3. Pastikan Pihak Sekolah dalam Menjamin Ketepatan Data

Pihak sekolah memegang peranan yang sangat penting dalam proses ini. Sekolah harus memastikan bahwa setiap siswa yang memenuhi syarat untuk mendapatkan PIP, datanya tercatat dengan benar dan lengkap di Dapodik. Selain itu, pihak sekolah juga harus memastikan agar status orang tua siswa tidak tercatat secara salah, terutama dalam hal penghasilan.

Sofiana juga mengingatkan agar pihak sekolah memeriksa status ekonomi orang tua siswa dengan lebih cermat. Misalnya, jika orang tua siswa adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) atau memiliki penghasilan lebih dari Rp5 juta, maka mereka tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan PIP. Oleh karena itu, pengisian data penghasilan orang tua harus benar dan tidak melebihi batas yang telah ditentukan.

4. Hindari Duplikasi Data Siswa di Lembaga Pendidikan Berbeda

Salah satu kendala yang muncul pada pendaftaran PIP adalah adanya duplikasi data antara sekolah reguler dengan lembaga pendidikan lain, seperti madrasah atau pondok pesantren yang berada di bawah naungan Kementerian Agama. Hal ini dapat menyebabkan siswa yang seharusnya mendapat bantuan PIP menjadi terhalang prosesnya.

Pada tahun 2024, tercatat sebanyak 138.357 siswa yang mengalami duplikasi data karena terdaftar di dua lembaga pendidikan yang berbeda. Oleh karena itu, sangat penting bagi pihak sekolah untuk memeriksa apakah siswa yang bersangkutan juga terdaftar di lembaga pendidikan lain, agar tidak terjadi duplikasi yang dapat menghambat proses pemberian bantuan PIP.

5. Perhatikan Kesalahan yang Sering Terjadi pada Data Siswa

Selain duplikasi data, beberapa kesalahan lainnya yang sering terjadi pada data siswa di Dapodik antara lain adalah kesalahan dalam penulisan Nomor Induk Kependudukan (NIK), Nomor Induk Siswa Nasional (NISN), tanggal lahir, dan penghasilan orang tua.

Pada tahun 2024, terdapat 572.507 siswa yang mengalami masalah pada NISN mereka, 1.573.511 siswa bermasalah pada NIK, serta 162.532 siswa yang memiliki kesalahan dalam tanggal lahir. Selain itu, 70.066 siswa mengalami kendala karena data penghasilan orang tua yang tidak sesuai.

Jika kesalahan-kesalahan tersebut tidak segera diperbaiki, maka siswa yang seharusnya mendapatkan PIP bisa gagal mendapatkan bantuan tersebut. Untuk menghindari masalah ini, berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh siswa, orang tua, dan pihak sekolah:

  1. Siswa dan orang tua: Pastikan untuk memeriksa dan mengupdate data pribadi yang tercatat di Dapodik, seperti NIK, NISN, dan tanggal lahir. Periksa juga data penghasilan orang tua dan pastikan bahwa informasi yang diberikan sudah akurat.
  2. Pihak sekolah: Sekolah harus melakukan verifikasi dan validasi data siswa secara rutin, terutama terkait dengan pengisian data ekonomi orang tua. Pihak sekolah juga harus memeriksa apakah ada duplikasi data siswa di lembaga pendidikan lain.
  3. Kementerian Pendidikan: Pemerintah terus melakukan peremajaan data di Dapodik setiap tahunnya. Oleh karena itu, siswa dan pihak sekolah perlu mengikuti prosedur yang telah ditetapkan agar bantuan PIP dapat diberikan tepat sasaran.

Mendapatkan Bantuan PIP merupakan hak bagi siswa yang membutuhkan, terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu. Untuk itu, penting bagi siswa, orang tua, dan pihak sekolah untuk memastikan bahwa data yang tercatat di Dapodik sudah tepat, lengkap, dan valid. Pastikan juga bahwa data yang tercatat di Dapodik sinkron dengan DTKS dan P3KE.

Dengan mengikuti langkah-langkah yang tepat dan memerhatikan kelengkapan data, diharapkan tidak ada lagi kendala yang menghalangi siswa untuk mendapatkan bantuan PIP pada tahun-tahun berikutnya. Jangan ragu untuk segera memeriksa dan memperbaiki data yang salah, agar bantuan pendidikan ini dapat diterima oleh mereka yang benar-benar membutuhkan. (WAN)