Real Madrid kembali menelan kekalahan keempat beruntun dalam laga El Clasico melawan Barcelona
Pertemuan terakhir El Clasico musim ini kembali menyajikan duel panas antara Barcelona dan Real Madrid. Dalam laga yang berlangsung di Stadion Olimpic Lluis Companys pada Minggu malam (11 Mei 2025), Blaugrana sukses mengungguli rival abadinya dengan skor 4-3.
Real Madrid sempat mencuri start lebih dulu lewat dua gol cepat dari Kylian Mbappe. Penyerang asal Prancis itu membuka keunggulan Los Blancos melalui eksekusi penalti usai mencuri bola dari Pau Cubarsí.
Tak lama berselang, Mbappe kembali mencatatkan namanya di papan skor. Serangan balik mematikan yang melibatkan Jude Bellingham dan Vinícius Jr berhasil dimanfaatkan Mbappe untuk menggandakan keunggulan timnya.
Namun, keunggulan Madrid hanya bertahan sesaat. Barcelona langsung bereaksi dengan bermain lebih menekan dan menciptakan empat gol balasan sebelum jeda babak pertama.
Eric García menjadi pemecah kebuntuan lewat sundulan tajam dari skema sepak pojok. Kemudian Lamine Yamal menyamakan kedudukan lewat sepakan melengkung dari sudut sempit yang menaklukkan Thibaut Courtois.
Yamal merayakan gol tersebut dengan selebrasi ala Cristiano Ronaldo, membuat atmosfer stadion semakin membara. Madrid belum sempat mengatur ulang permainan, dua menit berselang Raphinha membalikkan keadaan setelah memanfaatkan blunder fatal Dani Ceballos.
Pemain Brasil itu kembali mencetak gol jelang akhir babak pertama. Ia merebut bola dari Lucas Vázquez dan tanpa kesalahan menaklukkan Courtois untuk kedua kalinya.
Di babak kedua, Real Madrid mencoba bangkit dengan memasukkan Luka Modric. Masuknya sang maestro Kroasia memberikan dampak langsung bagi lini tengah Madrid.
Modric mengirim umpan terobosan akurat kepada Vinícius Jr yang kemudian mengirim assist untuk Mbappe. Gol tersebut melengkapi hattrick Mbappe di El Clasico kali ini dan menghidupkan asa Madrid mengejar ketertinggalan.
Sayangnya, waktu yang tersisa tak mampu dimaksimalkan Real Madrid untuk menyamakan kedudukan. Peluang emas dari pemain muda Victor Muñoz di menit ke-90 terbuang sia-sia setelah tembakannya melebar.
Potret Pedri (Kiri) sedang berhadapan dengan Kylian Mbappe (Kanan)
Hasil ini semakin mengukuhkan Barcelona di posisi teratas klasemen La Liga 2025. Dengan selisih tujuh poin dan hanya tiga laga tersisa, kans meraih gelar sangat terbuka lebar.
Di sisi lain, performa Mbappe meskipun mencetak tiga gol tetap memunculkan kritik. Banyak yang menilai kehadirannya mengganggu keseimbangan permainan Real Madrid.
Statistik menunjukkan Mbappe memang subur di depan gawang, namun minim kontribusi dalam skema kolektif tim. Hanya mencetak tiga assist sepanjang musim membuatnya dianggap belum menyatu dengan gaya main Ancelotti.
Beberapa pengamat menilai gaya bermainnya lebih cocok untuk tim yang dibangun khusus untuknya. Apalagi, PSG justru tampil impresif pasca kepergian Mbappe, memperkuat opini tersebut.
Kini muncul dilema besar di kubu Real Madrid. Haruskah tim beradaptasi untuk Mbappe, atau sebaliknya, Mbappe yang menyesuaikan diri dengan tuntutan permainan Madrid?
Sementara sorotan tertuju pada Yamal dan Mbappe, Ferran Torres tampil sebagai pahlawan dalam senyap. Turun menggantikan Lewandowski, Torres mencatatkan tiga assist penting di laga ini.
Eks pemain Manchester City itu menunjukkan mentalitas luar biasa sebagai pemain pelapis. Xavi bahkan pernah menyebut Torres sebagai panutan dalam hal profesionalisme dan etos kerja.
Untuk Carlo Ancelotti, ini menjadi kekalahan keempat secara beruntun dalam El Clasico musim ini. Rekor buruk ini belum pernah terjadi sejak era 1982/83, menambah tekanan bagi sang pelatih.
Ancelotti mencoba pendekatan berbeda dengan menjadikan Valverde sebagai pengambil tendangan gawang. Strategi ini dimaksudkan untuk menghindari tekanan tinggi dari pressing Barcelona.
Namun, pendekatan pasif setelah unggul dua gol justru menjadi bumerang. Madrid kehilangan momentum dan dikendalikan sepenuhnya oleh Barcelona di sisa babak pertama.
Pada menit ke-80, Ferran Torres kembali menciptakan momen krusial di kotak penalti lawan. Setelah mengontrol bola, tembakannya membentur tangan Aurelien Tchouameni dan langsung mendapat protes dari pemain Barcelona.
Wasit kemudian meninjau insiden tersebut lewat VAR. Tayangan ulang menunjukkan bola menyentuh tangan Tchouameni dengan cukup jelas.
Namun, keputusan akhir menyatakan tidak ada penalti karena dianggap tanpa unsur kesengajaan. Meski kecewa, Barcelona tetap berhasil menjaga keunggulan hingga peluit panjang dibunyikan.
Pelatih Hansi Flick kini hanya tinggal selangkah lagi meraih gelar La Liga di musim debutnya bersama Barcelona. Blaugrana hanya perlu satu kemenangan tambahan atau berharap Madrid terpeleset saat melawan Mallorca tengah pekan nanti.
Flick menyebut El Clasico sebagai mimpi masa kecil yang akhirnya jadi kenyataan. Kini, kemenangan ini bisa menjadi awal era baru kejayaan Barcelona di bawah kepemimpinannya. (Okt)