Categories: Hiburan

Ayah Ryu Kintaro Buka Suara Setelah Konten ‘Perintis’ Viral

KLIKBERITA24.COM - Ryu Kintaro, seorang kreator konten, kini menjadi sorotan publik setelah pernyataannya yang viral mengenai konsep menjadi seorang “perintis” menuai kritik.

Ayahnya, Christopher Sebastian, yang juga CEO Makko Group, merasa perlu untuk angkat bicara setelah melihat putranya tertekan akibat hujatan dari netizen.

Keputusan Christopher untuk muncul dan membela putranya ini diambil setelah ia menyaksikan perubahan sikap yang signifikan pada Ryu, pasca kemunculannya dalam podcast Richard Lee.

Christopher mengungkapkan bahwa setelah selesai syuting podcast tersebut, Ryu sangat terpukul.

“Setelah selesai (podcast dengan Richard Lee), dia nangis di mobil,” kata Christopher, mengutip dari YouTube Curhat Bang Denny Sumargo, Jumat (1/8/2025).

“Di rumah saya tanya, saya peluk, saya tanya, ‘Ryu kenapa? Ngomong jujur sama papa.’ ‘Aku takut ngomong pah,'” ujar Christopher menirukan ucapan putranya yang kala itu terlihat bingung dan cemas.

Christopher Sebastian, Ayah dari Ryu Kintaro

Keputusan Christopher untuk memberikan kebebasan kepada Ryu dalam berbisnis sudah lama dia terapkan.

Dia menghargai proses pembelajaran yang dijalani oleh anaknya, termasuk keputusan Ryu yang memilih untuk menjadi seorang kreator konten dan berjualan jamu dengan merek Tjap Nyonya Kaya.

Baginya, dunia kreator konten dan bisnis jamu bukanlah hal yang serius, melainkan sebuah sarana untuk bereksperimen dan belajar.

Namun, setelah konten mengenai “perintis” yang dibagikan Ryu menjadi viral, sikap Ryu mulai berubah. Ryu bahkan enggan melanjutkan pendidikan formalnya, sebuah keputusan yang membuat ayahnya mulai khawatir.

Christopher menjelaskan bahwa, sebelumnya, dirinya tidak pernah merasa perlu untuk campur tangan secara langsung dalam pilihan hidup Ryu.

Ia memandang dunia kreator konten sebagai sarana pembelajaran yang layak bagi putranya. Namun, setelah Ryu tertekan akibat hujatan netizen, Christopher merasa bahwa sudah saatnya untuk mendampingi dan melindungi anaknya.

“Saya melihat hujatan netizen sudah masuk ke dia,” ujarnya, menunjukkan kekhawatiran yang mendalam.

“Disaat itu saya langsung putuskan sama istri, sampai masalah ini selesai, saya akan dampingi Ryu dimana pun, saya akan masuk,” lanjutnya.

Kontroversi yang berawal dari konten Ryu Kintaro yang viral semakin meluas. Dalam konten tersebut, Ryu berbicara tentang bagaimana ia mendefinisikan kata “perintis”, yang kemudian disalahpahami oleh sebagian orang.

Ryu menjelaskan bahwa dirinya tidak pernah berniat untuk melukai siapa pun dengan kata-katanya. “Aku enggak kepikiran statement itu bisa disalah artikan,” ujarnya dengan penuh penyesalan.

Lebih lanjut, Ryu mengungkapkan bahwa tujuan dari konten tersebut sebenarnya adalah untuk membagikan pengalaman pribadinya, yang diharapkan bisa memberi inspirasi melalui pesan motivasi.

“Karena tujuannya cuma, aku mau menceritakan pengalaman aku, aku kemas dalam motivasi dan konten,” jelasnya.

Bagi Ryu, istilah “perintis” berarti seseorang yang memulai sesuatu dari nol, atau orang yang menciptakan hal-hal baru yang sebelumnya tidak ada.

Konten yang menjadi sorotan adalah video viral di mana Ryu membahas hidup sebagai seorang perintis.

Dalam video tersebut, Ryu mengatakan, “Orang banyak pengin hidup yang aman, tapi tahu enggak, yang paling seru itu justru hidup sebagai perintis. Enggak ada yang nunjukin arah, enggak ada yang menjamin hasil, tapi justru itu letak asyiknya.”

Pernyataan ini kemudian menuai pro dan kontra, karena dianggap tidak sensitif oleh sebagian orang yang merasa bahwa hidup sebagai seorang perintis bisa sangat berisiko dan tidak menjamin keberhasilan.

Ryu sendiri tidak menyangka bahwa pernyataannya tersebut bisa menyinggung atau melukai perasaan banyak orang.

Ia juga menekankan bahwa meskipun ayahnya memiliki kekayaan dan dia bisa menikmati berbagai fasilitas, usaha yang dilakukannya, termasuk berbisnis jamu, dimulai dengan uang yang ia kumpulkan melalui pekerjaannya sebagai kreator konten.

“Walaupun ayahnya kaya dan dia bisa mendapat semua fasilitas, tapi dia memulai usaha bisnis jamu dari uang yang dikumpulkan dengan menjadi kreator konten,” kata Christopher menanggapi persepsi yang salah tentang cara Ryu menjalani hidup dan bisnisnya.

Kisah Ryu Kintaro ini membuka mata banyak orang tentang betapa besar dampak media sosial terhadap kehidupan seseorang, terutama bagi generasi muda yang baru saja memulai perjalanan mereka dalam dunia digital.

Sebagai seorang ayah, Christopher Sebastian merasa perlu untuk memberikan perlindungan dan dukungan kepada putranya, sekaligus mengingatkan masyarakat tentang pentingnya bijak dalam menyampaikan kritik, terutama dalam dunia yang serba cepat ini. (ctr)