Axioo Pongo Studio X tampil ramping dengan performa tinggi untuk tugas kreatif.
KLIKBERITA24.COM - Ketika mendengar spesifikasi tinggi sebuah laptop, banyak dari kita langsung berasumsi: “Wah, ini pasti kuat buat nge-game dan baterainya awet!” Tapi kenyataannya tidak sesederhana itu—terutama jika kita bicara soal Axioo Pongo Studio X.
Meski dibekali performa tinggi, Axioo Pongo Studio X bukanlah laptop gaming. Fokus dan peruntukannya berbeda, dan hal ini berdampak besar terhadap kualitas dan daya tahan baterainya. Jadi, apakah laptop ini cocok buat kamu yang mengincar performa tinggi tapi juga ingin baterai tahan lama?
Perbedaan utama Axioo Pongo Studio X dengan laptop gaming terletak pada pendekatan desain dan tujuan utamanya.
Axioo Pongo Studio X dirancang untuk para konten kreator profesional. Artinya, laptop ini dioptimalkan untuk tugas-tugas berat seperti editing video, desain grafis, rendering 3D, dan pekerjaan kreatif lainnya yang butuh komputasi tinggi. Namun, tugas-tugas ini cenderung bersifat intermiten—alias tidak membebani komponen secara terus-menerus.
Sebaliknya, laptop gaming memang dibuat untuk satu hal: memberikan performa maksimal saat bermain game. Game modern, terutama yang grafisnya berat, akan memaksa komponen seperti GPU (Graphics Processing Unit) dan CPU bekerja penuh sepanjang permainan. Alhasil, kebutuhan dayanya jauh lebih tinggi dan stabil.
Axioo Pongo Studio X bukan laptop gaming, tapi punya daya tahan baterai optimal untuk kreator konten dan produktivitas.
Salah satu pembeda paling signifikan antara Axioo Pongo Studio X dan laptop gaming terletak di sektor GPU. Walau Pongo Studio X punya grafis mumpuni untuk kebutuhan kreatif, laptop ini tidak menggunakan GPU gaming kelas atas seperti seri RTX yang biasa dipasang di laptop gaming.
Perlu diketahui, GPU adalah salah satu komponen paling boros daya dalam sebuah laptop. Saat digunakan untuk gaming berat, GPU akan terus bekerja keras merender grafis kompleks tanpa henti. Ini membuat konsumsi daya sangat tinggi, sehingga laptop gaming biasanya dilengkapi dengan:
Di sisi lain, Axioo Pongo Studio X tidak perlu mempertahankan beban kerja seberat itu secara konstan. Ketika digunakan untuk rendering atau desain, GPU dan CPU mungkin bekerja keras dalam waktu tertentu, lalu menurun ketika pengguna melakukan aktivitas ringan seperti menyortir file atau sekadar mengatur warna.
Dengan beban kerja yang lebih bervariasi, baterai Axioo Pongo Studio X bisa “bernapas” di sela-sela aktivitas berat. Ini yang membuat daya tahannya terasa lebih optimal untuk penggunaan profesional, meski bukan yang terbaik jika dipakai gaming intens.
Kalau kamu bertanya, “Bisa tahan lama nggak sih baterai Axioo Pongo Studio X?” Jawabannya tergantung pada bagaimana kamu menggunakannya.
Kalau kamu pakai untuk mengedit video, desain grafis, dan produktivitas sehari-hari, maka daya tahan baterainya cukup awet. Ini karena beban kerja yang diberikan ke sistem tidak konstan tinggi seperti saat bermain game. Bahkan, untuk kerja kreatif mobile, laptop ini termasuk andal.
Namun, jika kamu berharap bisa bermain game berat dalam waktu lama tanpa colokan, maka Axioo Pongo Studio X bukan pilihan ideal. Bukan karena baterainya buruk, tapi memang peruntukannya bukan untuk gaming.
Laptop gaming punya ekosistem yang benar-benar berbeda: GPU lebih kuat, sistem pendingin lebih agresif, dan baterai lebih besar, tapi tetap cepat habis karena beban kerjanya ekstrem.
Pada akhirnya, kebutuhan pengguna lah yang menentukan.
Baterai Axioo Pongo Studio X memang tidak didesain untuk menghadapi tekanan konstan seperti pada laptop gaming. Tapi untuk tujuan kreatif dan produktivitas, kualitasnya cukup optimal dan sesuai peruntukannya. (vip)