Donald Trump optimis menjelang pembicaraan dagang dengan China yang dimulai akhir pekan ini, dan yakin diskusi itu akan membuahkan kemajuan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan optimisme tinggi menjelang pembicaraan dagang yang akan dimulai akhir pekan ini bersama China. Ia meyakini diskusi tersebut akan mengarah pada kemajuan yang nyata dan konstruktif.
Menurut laporan Bloomberg pada Jumat (9/5/2025), Trump meyakini bahwa pihak Beijing bersedia menjajaki kompromi. Dalam keterangannya kepada pers, ia bahkan membuka kemungkinan untuk melonggarkan tarif yang selama ini membebani barang-barang impor dari China.
“Menurut saya, pembicaraan kali ini akan membawa hasil yang substansial,” kata Trump kepada para wartawan pada Kamis (8/5/2025) di Ruang Oval. Pernyataan itu ia sampaikan dalam kesempatan yang sama saat mengumumkan kerangka kerja kesepakatan perdagangan dengan Inggris.
Untuk mempererat dialog bilateral, Menteri Keuangan AS Scott Bessent bersama Perwakilan Dagang Jamieson Greer direncanakan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng. Pertemuan yang akan digelar di Swiss dalam waktu dekat ini menjadi elemen kunci dalam proses negosiasi dagang antara AS dan China.
Trump mengatakan bahwa apabila pembicaraan berlangsung lancar, dirinya terbuka untuk menurunkan tarif tinggi yang telah diberlakukan terhadap berbagai produk China. Saat ini, tarif yang dikenakan mencapai angka 145%, yang menurut Trump sudah berada di batas maksimal.
“Bisa saja diturunkan. Maksud saya, kita lihat nanti saja bagaimana hasilnya. Tarif itu sudah sangat tinggi, jadi kita tahu arahnya ke depan akan turun. Saya yakin hubungan kita dengan China akan membaik,” ujar Trump ketika dimintai tanggapan soal tarif tersebut.
Pasar merespons positif perkembangan ini. Pada Kamis, indeks S&P 500 mencatatkan kenaikan hingga 1,5%, mencapai level tertinggi dalam sesi perdagangan hari itu. Optimisme terhadap hasil pembicaraan dagang, ditambah dengan pengumuman Trump soal kerja sama dengan Inggris, mendorong pergerakan positif di bursa.
Aset-aset safe haven seperti obligasi Treasury, emas, dan mata uang aman mengalami pelemahan. Hal ini menunjukkan meningkatnya kepercayaan investor terhadap arah kebijakan ekonomi dan perdagangan global.
Trump menambahkan bahwa kombinasi dari kabar baik terkait perdagangan dan dorongan Partai Republik untuk memperpanjang pemangkasan pajak menjadi sinyal positif bagi dunia investasi. Ia bahkan menyarankan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk masuk ke pasar saham.
“Negara ini akan memasuki fase di mana membeli saham menjadi langkah yang bijak. Percayalah, ekonomi kita akan melesat seperti roket,” ucapnya dengan nada penuh keyakinan.
Meski begitu, Trump menyadari bahwa negosiasi dagang dengan China bukan perkara mudah. Upaya untuk memangkas tarif dan membuka lebih banyak akses pasar akan menghadapi tantangan diplomatik dan teknis yang signifikan.
Salah satu isu sensitif yang akan diangkat dalam perundingan adalah kasus Jimmy Lai, mantan taipan media asal Hong Kong. Trump menyatakan bahwa kasus ini akan dimasukkan dalam agenda negosiasi, sebuah langkah yang bisa memunculkan ketegangan dengan otoritas China.
“Membahas Jimmy Lai adalah langkah yang penting. Kami akan memasukkannya sebagai salah satu poin dalam pembicaraan,” ujar Trump dalam wawancara radio bersama Hugh Hewitt pada 7 Mei.
Selain itu, Trump juga melontarkan ancaman terhadap perusahaan mainan asal Amerika, Mattel Inc., yang sebelumnya mengumumkan rencana menaikkan harga mainan impor dari China akibat tarif. Ia memberi peringatan bahwa jika Mattel meningkatkan harga, ia akan merespons dengan memberlakukan tarif tambahan pada produk mereka.
“Kami akan kenakan tarif 100% pada mainannya. Dia tidak akan bisa menjual satu mainan pun di AS, dan ini adalah pasar terbesarnya,” tegas Trump.
Meski retorika yang digunakan cukup keras, Trump tetap menekankan bahwa tujuannya adalah menciptakan kesepakatan yang saling menguntungkan secara ekonomi bagi kedua belah pihak. Ia ingin agar ekonomi China lebih terbuka terhadap perdagangan global dan lebih kooperatif dalam hubungan bilateral.
“Menurut saya, kesepakatan ini akan memberikan manfaat besar bagi kedua negara. Saya ingin melihat China terbuka dan aktif dalam kerja sama ekonomi,” ujar Trump.
Selain isu perdagangan, Trump juga menyebut bahwa China kemungkinan akan meminta AS untuk berperan dalam penyelesaian konflik antara Rusia dan Ukraina. Ia melihat permintaan semacam itu sebagai hal yang wajar dalam konteks geopolitik saat ini.
“Kalau mereka meminta bantuan kita untuk mediasi konflik, menurut saya itu wajar. Kita semua ingin perdamaian,” tutupnya.
Dengan berbagai dinamika yang berkembang, pembicaraan dagang AS-China yang akan datang menjadi perhatian utama bagi pelaku pasar, investor global, dan pengamat kebijakan luar negeri. Semua mengharapkan terobosan konkret, namun ada juga kekhawatiran bahwa perundingan ini akan kembali berakhir buntu seperti sebelumnya. (dda)