Categories: Berita Olahraga

Arsenal Masih Jadi Tim yang Nyaris-Nyaris, Kenapa Ngga Bisa Juara?

Arsenal kembali menemui kenyataan pahit pada musim 2024/2025. Tim yang dikenal dengan julukan The Gunners ini harus terhenti di semifinal Liga Champions setelah kalah dengan agregat 1-3.

Mikel Arteta, manajer Arsenal, menyebut bahwa timnya sebenarnya sudah sangat dekat dengan kemenangan, namun pada akhirnya gagal melaju ke final.

Kegagalan ini kembali mengangkat pertanyaan besar, “Kenapa Arsenal tidak bisa juara?” Meski tampil impresif, Arsenal seolah-olah masih menjadi tim yang nyaris-nyaris.

Lalu, apa sebenarnya yang menjadi penyebab utama mengapa Arsenal selalu berada di ujung kegagalan? Mari kita bahas lebih dalam.

Arsenal Gagal Melaju ke Final Champions League 2025

Pada laga semifinal Liga Champions yang digelar di Parc des Princes pada tanggal 8 Mei 2025, Arsenal terpaksa mengakui keunggulan tuan rumah, PSG, dengan skor 1-2.

Gol dari Fabian Ruiz dan Achraf Hakimi hanya bisa dibalas oleh Bukayo Saka. Hasil tersebut memastikan Arsenal tersingkir dengan agregat 1-3, sehingga mereka gagal mencapai final.

Meski kalah, Mikel Arteta menyampaikan bahwa Arsenal sebenarnya tampil sangat baik dan dominan dalam sebagian besar jalannya pertandingan.

Bahkan, ia menyebutkan bahwa PSG banyak diselamatkan oleh penampilan impresif kiper Gianluigi Donnarumma yang membuat beberapa penyelamatan krusial.

Dalam wawancaranya, Arteta mengatakan “Kami sangat nyaris, jauh lebih nyaris ketimbang yang ditunjukkan oleh hasilnya,” ujarnya kepada TNT Sports.

Pernyataan Arteta di atas menggambarkan perasaan yang sudah lama dirasakan para pendukung Arsenal.

Tim ini sering kali menunjukkan kualitas permainan yang sangat menjanjikan, namun selalu ada faktor kecil yang membuat mereka gagal meraih kemenangan atau trofi.

Arsenal sering kali berada di dekat puncak, baik di Liga Inggris, Piala FA, atau bahkan Liga Champions, tetapi tetap tidak bisa menyentuh trofi besar.

Banyak yang berpendapat bahwa Arsenal adalah tim yang “nyaris” – selalu berada di sana, hampir meraih segalanya, tetapi akhirnya gagal.

Kelemahan Arsenal yang Menjadi Penyebab Tim yang Selalu “Nyaris”

Kelemahan Arsenal yang Menjadi Penyebab Tim yang Selalu “Nyaris”

1. Kurangnya Ketajaman di Saat-Saat Penting

Salah satu alasan utama mengapa Arsenal selalu berada dalam situasi “nyaris” adalah ketajaman mereka yang kurang di saat-saat krusial.

Dalam pertandingan melawan PSG, Arteta menyebutkan bahwa seharusnya skor sudah 3-0 dalam 20 menit pertama pertandingan.

Meskipun Arsenal mendominasi permainan, mereka gagal memanfaatkan peluang emas yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa Arsenal masih kesulitan untuk tampil konsisten dan efektif.

Seringkali, tim-tim besar yang memenangkan kompetisi seperti Liga Champions atau Liga Premier Inggris memiliki ketajaman di saat-saat penting.

Arsenal, meskipun memiliki sejumlah pemain berbakat seperti Bukayo Saka, Martin Ødegaard, dan Gabriel Martinelli, kadang-kadang kehilangan kemampuan untuk menyelesaikan pertandingan dengan baik.

2. Keterbatasan Pengalaman dalam Kompetisi Tinggi

Arsenal, meskipun memiliki banyak pemain muda berbakat, sering kali kurang memiliki pengalaman dalam kompetisi-kompetisi besar.

Ketika berada di semifinal Liga Champions atau dalam perburuan gelar Liga Inggris, pengalaman menjadi sangat penting.

Tim-tim seperti PSG, Manchester City, atau Bayern Munich memiliki pemain yang sudah terbiasa berada di panggung besar dan bisa mengatasi tekanan dalam momen-momen krusial.

Arsenal, di sisi lain, masih perlu mengembangkan kedalaman tim dan pengalaman para pemainnya dalam situasi seperti itu.

3. Masalah di Lini Pertahanan dan Ketahanan Mental

Meskipun Arsenal menunjukkan dominasi dalam permainan, masalah di lini pertahanan dan ketahanan mental sering kali menjadi titik lemah mereka.

Di pertandingan melawan PSG, gol-gol yang tercipta berasal dari kesalahan kecil atau situasi yang bisa dihindari.

Ketika tekanan meningkat, seperti pada semifinal Liga Champions, tim-tim besar biasanya mampu menjaga ketenangan dan fokus, sementara Arsenal sering kali kebobolan gol-gol yang tidak seharusnya terjadi.

Selain itu, ketahanan mental menjadi faktor penting dalam kompetisi tingkat tinggi. Arsenal terkadang terlihat tidak mampu bangkit kembali setelah kebobolan.

Ini menunjukkan bahwa mentalitas juara yang dibutuhkan untuk meraih trofi besar masih kurang berkembang dalam skuad mereka.

4. Ketergantungan pada Pemain Tertentu

Meskipun Arsenal memiliki sejumlah pemain bintang, mereka masih terlihat sangat bergantung pada beberapa pemain kunci, seperti Bukayo Saka.

Ketika mereka mengalami cedera atau tampil di bawah performa terbaiknya, Arsenal kesulitan untuk menemukan pengganti yang sebanding.

Pemain-pemain cadangan yang kurang berpengalaman atau belum cukup matang sering kali tidak bisa mengisi kekosongan dengan efektif, yang menyebabkan Arsenal kehilangan kekuatan.

Meski musim ini berakhir dengan kegagalan, Arsenal masih menunjukkan banyak potensi. Arteta telah berhasil membawa perubahan besar dalam tim, terutama dalam hal gaya permainan dan kedalaman skuad.

Beberapa pemain muda seperti Bukayo Saka, Gabriel Martinelli, dan William Saliba menunjukkan bakat luar biasa dan bisa menjadi pemain kunci untuk masa depan Arsenal.

Namun, untuk mencapai kejayaan dan meraih gelar juara, Arsenal perlu mengatasi masalah-masalah yang telah disebutkan sebelumnya.

Mereka perlu memperbaiki ketajaman di depan gawang, meningkatkan pengalaman dalam kompetisi besar, dan membangun ketahanan mental yang lebih kuat.

Jika Arteta dan timnya bisa mengatasi tantangan-tantangan ini, Arsenal memiliki peluang besar untuk kembali ke jalur juara di masa depan.

Arsenal memang masih menjadi tim yang “nyaris-nyaris” meraih juara, tetapi ini bukan berarti mereka tidak memiliki potensi untuk meraih kesuksesan.

Kegagalan di semifinal Liga Champions 2025 mungkin merupakan pukulan berat bagi Arsenal, namun ini juga bisa menjadi titik balik untuk belajar dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada.

Dengan manajer yang berpengalaman seperti Mikel Arteta, serta para pemain muda berbakat yang terus berkembang, Arsenal tetap memiliki peluang untuk kembali ke puncak kejayaan dalam waktu dekat.

Namun, mereka harus belajar dari kegagalan ini dan mengatasi masalah-masalah yang menghalangi mereka meraih trofi mayor. (WAN)