Apa Itu Prediabetes? Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegahnya Sebelum

Prediabetes adalah kondisi dengan kadar gula darah tinggi namun belum mencapai diabetes tipe 2. Kenali gejala, penyebab, dan cara mencegahnya
Prediabetes adalah kondisi di mana kadar gula darah seseorang lebih tinggi dari normal, tetapi belum cukup tinggi untuk dikategorikan sebagai diabetes tipe 2.
Meskipun sering kali tidak menimbulkan gejala, prediabetes adalah kondisi yang serius dan perlu mendapatkan perhatian.
Tanpa penanganan yang tepat, prediabetes dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2, yang membutuhkan pengelolaan jangka panjang.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda dan faktor penyebab prediabetes, serta mengetahui langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan.
Apa Itu Prediabetes?
Prediabetes, yang juga dikenal dengan istilah “diabetes batas” atau Impaired Glucose Tolerance (IGT), terjadi ketika kadar gula darah seseorang berada di atas normal.
Sebagai referensi, kadar gula darah yang normal adalah sekitar 70 hingga 99 miligram per desiliter (mg/dL).
Sedangkan pada penderita prediabetes, kadar gula darah biasanya berada di kisaran 100 hingga 125 mg/dL.
Menurut Cleveland Clinic, meskipun kadar gula darah seseorang berada dalam kisaran prediabetes, tubuh masih dapat mengatur kadar gula darah dengan cukup baik.
Namun, jika kondisi ini tidak ditangani, seseorang dapat berisiko tinggi. Sebagian besar orang yang menderita diabetes tipe 2 sebelumnya pernah mengalami prediabetes.
Prediabetes dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dan penting untuk mengenalinya sejak dini agar dapat menghindari komplikasi yang lebih serius.
Penyebab Prediabetes
Penyebab utama prediabetes dan diabetes tipe 2 adalah resistensi insulin. Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas dan memiliki peran penting dalam mengatur kadar gula darah.
Pada kondisi resistensi insulin, sel-sel tubuh, termasuk sel di otot, lemak, dan hati, tidak merespons insulin dengan baik.
Akibatnya, tubuh membutuhkan lebih banyak insulin untuk mengatur kadar gula darah, dan jika produksi insulin tidak cukup, kadar gula darah pun meningkat.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan resistensi insulin dan meningkatkan risiko prediabetes meliputi:
- Riwayat Keluarga: Memiliki anggota keluarga yang menderita diabetes tipe 2 meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan prediabetes.
- Kelebihan Berat Badan: Memiliki lemak tubuh berlebih, terutama di area perut, dapat meningkatkan risiko prediabetes.
- Kurang Aktivitas Fisik: Kurangnya olahraga atau aktivitas fisik dapat menyebabkan tubuh kesulitan dalam mengatur gula darah.
- Konsumsi Makanan Olahan: Sering mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat olahan dan lemak jenuh dapat memperburuk kondisi ini.
- Stres Kronis dan Kurang Tidur: Stres berlebihan dan kurang tidur juga merupakan faktor pemicu prediabetes.
- Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS): Wanita dengan PCOS memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan prediabetes.
Gejala Prediabetes
Pada banyak kasus, prediabetes tidak menimbulkan gejala yang jelas. Oleh karena itu, banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka berada dalam kondisi ini.
Meskipun demikian, beberapa gejala Pradiabetes yang mungkin muncul pada penderita prediabetes termasuk:
- Perubahan pada Kulit: Salah satu tanda yang dapat terlihat adalah kulit yang menghitam di area tertentu, seperti leher, ketiak, atau lipatan kulit lainnya.
- Kemunculan Kutil Kecil: Munculnya kutil kecil pada kulit juga bisa menjadi tanda prediabetes.
- Masalah Penglihatan: Pada beberapa kasus, penglihatan yang kabur bisa menjadi tanda retinopati diabetik, yang dapat berkembang seiring waktu.
Karena gejala prediabetes sering kali tidak terdeteksi, tes darah rutin menjadi sangat penting untuk mengetahui apakah seseorang berisiko.
Tes glukosa puasa atau tes HbA1c adalah dua tes yang umum digunakan untuk mendiagnosis prediabetes.
Pencegahan Perkembangan Prediabetes

Pencegahan Perkembangan Prediabetes
Untuk mencegah perkembangan prediabetes menjadi diabetes tipe 2, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
1. Makan Makanan Bergizi
Mengonsumsi makanan yang kaya akan serat, seperti sayuran, buah, biji-bijian, dan kacang-kacangan, dapat membantu mengatur kadar gula darah.
Hindari makanan olahan dan minuman manis yang tinggi gula, yang dapat meningkatkan kadar gula darah secara cepat.
2. Aktif Berolahraga
Rutin berolahraga adalah cara efektif untuk mengontrol kadar gula darah. Berjalan kaki selama 30 menit setiap hari, dan lainnya dapat membantu meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin.
3. Mengontrol Berat Badan
Penurunan berat badan dapat memperbaiki kondisi prediabetes. Menurunkan berat badan sekitar 1-2 kilogram dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2 hingga 16%.
4. Konsultasi dengan Ahli Gizi dan Dokter
Jika kamu memiliki berat badan berlebih atau mengonsumsi makanan yang tidak sehat, konsultasi dengan ahli gizi atau dokter dapat membantu dalam menyusun pola makan yang tepat.
Selain itu, berhenti merokok, mengurangi stres, dan mengatasi masalah tidur juga dapat membantu menurunkan risiko prediabetes berkembang menjadi diabetes tipe 2.
5. Pemeriksaan Rutin
Melakukan pemeriksaan rutin sangat penting untuk mengetahui apakah kadar gula darah kamu berada dalam batas normal atau sudah menunjukkan tanda-tanda prediabetes.
Jika diperlukan, dokter dapat merekomendasikan pengobatan atau langkah-langkah lain untuk mengelola kadar gula darah.
Apakah Prediabetes Bisa Disembuhkan?
Prediabetes masih dapat dikendalikan dan bahkan disembuhkan, terutama jika terdeteksi sejak dini dan diatasi dengan perubahan gaya hidup yang sehat.
Menurut ahli endokrinologi, Dr. Eleanna De Filippis, perubahan gaya hidup seperti memperbaiki pola makan dan rutin berolahraga dapat mencegah atau memperlambat perkembangan prediabetes.
Menerapkan pola makan sehat, hingga menjaga berat badan yang sehat merupakan langkah-langkah yang dapat membantu mengembalikan kadar gula darah ke level normal.
Penurunan berat badan, meskipun hanya 5 hingga 10% dari berat badan tubuh, dapat memberikan dampak yang signifikan dalam mengurangi risiko prediabetes.
Prediabetes adalah kondisi yang harus diwaspadai karena dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2 jika tidak segera ditangani.
Meskipun tidak selalu menimbulkan gejala, perubahan gaya hidup yang sehat seperti pola makan seimbang, olahraga teratur, dan menjaga berat badan dapat mencegah perkembangan prediabetes.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin dan berkonsultasi dengan tenaga medis jika merasa khawatir mengenai kondisi ini.
Dengan penanganan yang tepat, prediabetes dapat dikendalikan dan tubuh dapat kembali berfungsi dengan normal tanpa risiko diabetes tipe 2 yang lebih serius. (WAN)