Anies Baswedan Soal #KaburAjaDulu: Diaspora Itu Penting, Bukan Sekadar Pergi

Respon Anies Baswedan

Belakangan ini, tagar #KaburAjaDulu ramai berseliweran di media sosial. Fenomena ini jadi semacam simbol buat anak muda yang memilih untuk cari kesempatan di luar negeri, entah buat kerja, kuliah, atau sekadar pengembangan karier.

Banyak yang melihat tren ini sebagai respons atas kondisi ekonomi, politik, serta ketatnya persaingan di dunia kerja Indonesia.

Menanggapi tren tersebut, Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta, punya pandangan berbeda.

Menurutnya, Indonesia sebagai negara besar justru butuh lebih banyak warganya yang bisa berkiprah di luar negeri. Bukan buat “kabur”, tapi buat membawa nama Indonesia ke panggung dunia.

Diaspora Indonesia Masih Jauh dari Kata Cukup

Dalam unggahan di akun X resminya, Anies menyoroti betapa minimnya jumlah orang Indonesia yang sukses di luar negeri jika dibandingkan dengan negara lain.

Salah satu contoh yang ia angkat adalah India, yang banyak warganya menduduki posisi tinggi di perusahaan global, bahkan sampai jadi CEO di berbagai perusahaan top dunia.

“Lihat bagaimana orang India bisa mengisi posisi penting di perusahaan besar dunia. Mereka nggak cuma sukses di negara sendiri, tapi juga punya kontribusi besar dalam perkembangan global. Kita juga harus bisa kayak gitu,” ujar Anies.

Ia juga menyoroti kurangnya kehadiran orang Indonesia di berbagai lembaga internasional seperti PBB, Bank Dunia, ICC, dan ICRC.

Padahal, semakin banyak warga negara Indonesia yang terlibat di institusi besar ini, makin kuat juga pengaruh Indonesia di kancah global.

Representasi Indonesia di Dunia Masih Minim

Nggak cuma di bidang pekerjaan dan pendidikan, Anies juga menyoroti rendahnya eksistensi budaya Indonesia di dunia, terutama soal kuliner.

Ia membandingkan dengan negara-negara seperti Thailand, Vietnam, dan Jepang yang sukses membawa makanan khas mereka ke berbagai penjuru dunia.

Sebaliknya, makanan Indonesia masih kurang dikenal dan kurang memiliki representasi yang kuat.

“Kenapa restoran Indonesia nggak sebanyak restoran Thailand atau Jepang? Padahal kita punya kuliner yang luar biasa seperti rendang, soto, sate, bahkan Warteg yang seharusnya bisa menjamur di luar negeri,” ungkapnya.

Menurut Anies, memperkenalkan kuliner adalah bagian dari soft power yang bisa bikin Indonesia makin dikenal dunia.

Kalau lebih banyak diaspora Indonesia yang buka usaha kuliner di luar negeri, pengaruh budaya Indonesia pun makin kuat.

Diaspora Bukan Berarti Meninggalkan Indonesia

#kaburajadulu

Fenomena #KaburAjaDulu seharusnya nggak hanya dipandang sebagai tren migrasi, tapi lebih sebagai kesempatan untuk memperluas pengaruh Indonesia di dunia.

Fenomena #KaburAjaDulu sering dikaitkan dengan brain drain, di mana talenta berbakat lebih memilih menetap di luar negeri ketimbang kembali ke Indonesia.

Tapi buat Anies, fenomena ini nggak harus selalu dilihat sebagai kehilangan. Justru, diaspora bisa jadi kekuatan kalau dikelola dengan baik.

“Mereka yang bekerja di perusahaan global, berkarya di panggung dunia, atau berjuang di laboratorium internasional bukan berarti meninggalkan Indonesia.

Justru mereka membawa serta nama Indonesia ke dunia internasional,” jelasnya.

Menurutnya, nasionalisme seseorang nggak bisa diukur dari keberadaannya di dalam negeri saja. Yang lebih penting adalah kontribusi mereka buat membangun nama Indonesia di tingkat global.

Semakin banyak orang Indonesia yang sukses di luar negeri, makin besar juga pengaruh Indonesia di mata dunia.

Indonesia Perlu Bangun Jejak di Kancah Global

Menurut Anies, negara yang besar bukan hanya yang berkembang di dalam negerinya saja, tapi juga yang bisa menempatkan warganya di berbagai belahan dunia.

Ia mencontohkan bagaimana negara lain memanfaatkan diaspora mereka buat membangun koneksi global, memperkuat sektor bisnis, teknologi, hingga kebudayaan.

“Kita butuh lebih banyak anak bangsa yang berani melangkah, menjadi wajah Indonesia, memperkuat soft power kita di berbagai belahan dunia.

Saatnya kita nggak cuma jadi tuan rumah di negeri sendiri, tapi juga tamu yang memesona di negeri orang,” pungkasnya.

Dengan makin banyaknya diaspora yang berkiprah di panggung internasional, Anies berharap Indonesia nggak cuma dikenal sebagai negara besar secara geografis, tapi juga sebagai negara dengan sumber daya manusia yang unggul dan berpengaruh di dunia.

Membangun Ekosistem Diaspora yang Kuat

Anies juga menyoroti pentingnya pemerintah untuk menciptakan kebijakan yang mendukung diaspora Indonesia.

Menurutnya, ada banyak potensi yang bisa digali dari para profesional Indonesia yang sukses di luar negeri. Jika ada ekosistem yang mendukung, mereka bisa tetap berkontribusi untuk Indonesia meski dari luar negeri.

Beberapa negara telah sukses mengelola diaspora mereka untuk mendorong ekonomi dan inovasi.

Contohnya, China dan India memiliki program khusus untuk menghubungkan para diaspora dengan industri dalam negeri, sehingga terjadi transfer ilmu dan teknologi.

Menurut Anies, Indonesia perlu melakukan hal serupa agar orang-orang berbakat tetap merasa terhubung dengan tanah air.

“Bukan berarti karena mereka ada di luar negeri, mereka harus kehilangan ikatan dengan Indonesia. Justru, kita harus menciptakan ekosistem yang mendukung agar mereka tetap bisa berkontribusi untuk negeri ini,” ungkapnya.

Selain itu, Anies juga menyoroti pentingnya peran media dan komunitas dalam memperkuat jaringan diaspora Indonesia.

Dengan memperkenalkan kisah sukses para diaspora di berbagai sektor, generasi muda Indonesia bisa lebih termotivasi untuk berani melangkah dan bersaing di kancah global.

Fenomena #KaburAjaDulu seharusnya nggak hanya dipandang sebagai tren migrasi, tapi lebih sebagai kesempatan untuk memperluas pengaruh Indonesia di dunia.

Semakin banyak orang Indonesia yang sukses di luar negeri, semakin besar pula nama Indonesia di panggung internasional.

Anies menekankan bahwa membangun bangsa bukan hanya soal siapa yang tinggal di dalam negeri, tapi juga siapa yang bisa memperkenalkan Indonesia ke dunia luar.

Dengan strategi yang tepat, diaspora bisa jadi salah satu kekuatan terbesar Indonesia untuk bersaing di era globalisasi.

“Kita harus berpikir lebih luas. Bangsa besar bukan hanya mereka yang punya kekuatan ekonomi dan militer, tapi juga mereka yang bisa menyebarkan pengaruhnya di seluruh dunia.

Dan itu dimulai dari kita, dari keberanian untuk melangkah ke luar dan membawa Indonesia lebih jauh,” tutup Anies.(vip)