Categories: Kesehatan

6 Alasan Mengapa Diet Intermittent Fasting Kamu Belum Berhasil

KLIKBERITA24.COM - Banyak orang mencoba diet intermittent fasting (IF) dengan harapan menurunkan berat badan secara efektif dan cepat.

Namun realitanya, tidak semua mengalami hasil yang diharapkan. Setidaknya ada enam faktor utama yang kerap membuat metode ini tidak berjalan optimal.

Kesalahan pola makan menjadi alasan paling umum, disusul oleh ketidaksesuaian jadwal puasa dengan rutinitas harian masing-masing individu.

Sebuah studi menunjukkan bahwa puasa enam hari dalam sepekan justru kurang efektif dibandingkan dengan puasa tiga hari.

Rasio 6:1 hari puasa dan hari makan dianggap terlalu ekstrem dan berisiko menimbulkan rasa bersalah serta frustrasi ketika target jam puasa tidak tercapai secara konsisten.

Hal ini menjadi beban psikologis yang bisa menggagalkan niat diet.

6 Alasan Mengapa Diet Intermittent Fasting Kamu Belum Berhasil

Memulai Terlalu Cepat Bisa Jadi Bumerang

Jika kamu langsung memulai diet IF tanpa penyesuaian bertahap, tubuh bisa kaget. Akibatnya, metabolisme terganggu dan berat badan justru bisa meningkat.

Pendekatan yang lebih disarankan adalah transisi perlahan ke pola makan IF yang seimbang dengan kandungan protein, lemak sehat, serta karbohidrat kompleks.

Tubuh butuh waktu untuk belajar menggunakan lemak sebagai bahan bakar utama.

Hidrasi yang Cukup Adalah Kunci

Selama menjalani diet intermittent fasting, minum air tidak boleh diabaikan. Air membantu tubuh dalam proses detoksifikasi, menjaga konsentrasi, dan mencegah efek negatif seperti sakit kepala serta sembelit.

Konsumsi air harus dilakukan secara rutin sepanjang hari, tidak hanya saat jendela makan terbuka.

Salah Memilih Metode Puasa Bisa Menghambat Hasil

Banyak orang tidak menyadari bahwa metode IF itu beragam. Ada pola 16/8, 5:2, puasa selang-seling, hingga puasa 24 jam. Masing-masing metode memiliki tantangan dan kelebihan tersendiri.

Misalnya, metode Weight Watchers yang menggabungkan prinsip IF dinilai lebih realistis bagi sebagian orang karena menyediakan hari tanpa puasa dan mendukung pola makan seimbang.

Jangan Terjebak Pola Makan Berlebihan Saat Jendela Makan

Anggapan bahwa kamu bebas makan sebanyak mungkin selama jendela makan adalah keliru.

Jika kamu makan berlebihan saat jam makan tiba, tubuh tidak akan masuk ke fase pembakaran lemak secara maksimal. Sebaliknya, metabolisme bisa menjadi lambat dan berat badan tak kunjung turun.

Penting untuk memastikan bahwa selama berpuasa kamu tetap mendapatkan asupan gizi seimbang.

Sayuran, buah, protein rendah lemak, dan lemak sehat wajib ada di setiap menu. Hal ini membantu menjaga energi tetap stabil dan menghindari kelaparan berlebihan saat berpuasa.

Melewatkan Waktu Makan Justru Bisa Jadi Bumerang

Kesalahan umum lainnya adalah melewatkan waktu makan, terutama saat jendela makan terbuka.

Ini bisa menyebabkan rasa lapar berlebihan di kemudian hari, yang pada akhirnya mendorong kamu makan terlalu banyak dalam waktu singkat.

Akibatnya, kalori yang masuk bisa melebihi batas wajar dan tujuan diet pun gagal tercapai.

Dehidrasi Sering Disepelekan Saat Berpuasa

Saat tubuh kekurangan cairan, berbagai gangguan bisa terjadi, mulai dari penurunan fokus, sakit kepala, hingga kelelahan.

Oleh karena itu, asupan air harus menjadi prioritas utama saat menjalani diet IF. Jangan tunggu haus, pastikan kamu minum air sepanjang hari untuk menjaga tubuh tetap bugar.

Pilih Gaya Intermittent Fasting yang Sesuai Kebutuhan

Tidak semua orang cocok dengan metode 16/8 atau 5:2. Ada juga yang lebih nyaman dengan puasa selang-seling atau puasa 24 jam.

Metode 16/8 dikenal paling populer karena mudah diikuti, sedangkan metode 5:2 memberi fleksibilitas dengan hari makan bebas.

Sementara puasa selang-seling dan puasa 24 jam bisa menghasilkan perubahan signifikan, namun cenderung lebih berat bagi pemula.

Setiap tubuh berbeda. Diet intermittent fasting yang berhasil untuk satu orang belum tentu cocok bagi orang lain.

Dibutuhkan eksperimen yang cermat dan komitmen jangka panjang agar IF memberikan hasil maksimal.

Konsultasi dengan ahli gizi sangat disarankan untuk memastikan bahwa metode yang dipilih selaras dengan kondisi kesehatan dan tujuan dietmu.(taa)