5 Alasan Kenapa Investasi Emas Menguntungkan di Tengah Perang Tarif Harga Amerika-China

Alasan Kenapa Investasi Emas Menguntungkan di Tengah Perang Tarif Harga Amerika-China
Ketegangan geopolitik dan kondisi ekonomi dunia kembali menghangat, khususnya setelah Amerika Serikat menaikkan tarif terhadap sejumlah negara mitra dagang, termasuk terlibat konflik dagang dengan China. Kondisi ini memicu kekhawatiran investor akan stabilitas pasar dan nilai mata uang.
Dalam situasi seperti ini, banyak orang mulai mencari instrumen investasi yang tahan terhadap guncangan. Salah satu aset investasi yang terus mencuri perhatian adalah emas.
Emas telah lama dikenal sebagai aset pelindung nilai yang stabil di tengah ketidakpastian ekonomi. Ketika pasar saham terguncang atau inflasi melonjak, harga emas justru sering naik.
Kondisi perang tarif membuat logam mulia ini semakin relevan sebagai bagian dari strategi diversifikasi portofolio. Artikel ini akan membahas lima alasan utama mengapa investasi emas menguntungkan di tengah perang tarif harga Amerika-China.
Alasan Kenapa Investasi Emas Sangat Menguntungkan di Tengah Perang Tarif Harga Amerika-China
Berikut ini adalah beberapa alasan kenapa investasi emas menguntungkan di tengah perang tarif harga Amerika-China:

Investasi Emas
1. Emas Cenderung Naik Saat Ketidakpastian Ekonomi Meningkat
Perang tarif harga sering menyebabkan ketidakpastian dalam perdagangan internasional. Ketika negara seperti Amerika mengenakan tarif tinggi terhadap produk impor, pasar global menjadi tidak stabil.
Akibatnya, investor cenderung menarik dana dari saham dan obligasi, lalu mengalihkannya ke emas. Emas dipandang sebagai aset “safe haven” karena nilainya relatif tahan terhadap gejolak geopolitik.
Berdasarkan data dari World Gold Council, permintaan emas meningkat sebesar 18% pada kuartal setelah tarif AS terhadap China diberlakukan. Angka ini mencerminkan reaksi pasar global terhadap ketidakpastian.
Bagi investor ritel, ini menjadi sinyal bahwa emas bisa memberikan perlindungan nilai ketika pasar keuangan menjadi liar. Saat kondisi ekonomi tidak stabil, harga emas justru berpeluang mengalami kenaikan.
2. Dolar AS Melemah, Harga Emas Menguat
Ketika Amerika menerapkan tarif tinggi terhadap negara lain, biasanya negara-negara tersebut akan melakukan balasan. Hal ini sering kali menyebabkan tekanan terhadap dolar AS karena defisit perdagangan meningkat.
Saat dolar melemah, emas justru mendapat keuntungan karena harganya dalam dolar menjadi lebih murah bagi pembeli internasional. Ini otomatis menaikkan permintaan emas global.
Sebagai contoh, pada 2019 saat perang dagang AS-China memanas, indeks dolar turun hampir 3% sementara harga emas naik lebih dari 12%. Ini menunjukkan korelasi langsung antara pelemahan dolar dan kenaikan harga emas.
Bagi investor Indonesia, melemahnya dolar juga bisa berarti emas dalam rupiah berpotensi tetap kuat. Dalam jangka panjang, ini menjadikan emas alat pelindung nilai yang cukup tangguh.
3. Emas Tidak Terpengaruh Langsung oleh Kebijakan Tarif
Berbeda dengan saham perusahaan atau komoditas industri, emas tidak terikat langsung pada tarif impor atau ekspor. Logam mulia ini tidak digunakan sebagai bahan produksi utama seperti baja atau aluminium.
Artinya, ketika tarif diberlakukan, emas tetap bergerak mengikuti dinamika permintaan pasar global, bukan intervensi pemerintah. Ini membuatnya lebih tahan terhadap fluktuasi yang bersumber dari kebijakan fiskal.
Contohnya, sektor teknologi dapat terdampak saat semikonduktor terkena tarif tinggi, namun harga emas tetap stabil atau bahkan meningkat. Ini karena emas tidak tergantung pada rantai pasok global.
Bagi investor yang ingin menghindari risiko yang datang dari kebijakan perdagangan, emas menjadi pilihan yang lebih netral dan aman. Tanpa efek langsung dari tarif, volatilitasnya lebih dapat diprediksi.
4. Likuiditas Tinggi dan Akses Mudah
Salah satu keunggulan emas adalah likuiditasnya yang tinggi. Investor bisa membeli atau menjual emas dalam bentuk batangan, perhiasan, hingga emas digital kapan pun dibutuhkan.
Saat pasar terguncang akibat perang tarif, investor sering butuh fleksibilitas untuk mengatur portofolio dengan cepat. Emas menyediakan opsi itu tanpa perlu khawatir tentang volume perdagangan atau antrian pembeli.
Selain itu, kini tersedia berbagai platform investasi emas digital seperti Pegadaian Digital, Tokopedia Emas, dan e-mas yang memudahkan transaksi. Dengan minimum pembelian sangat terjangkau, investasi emas jadi lebih inklusif.
Bagi investor pemula maupun yang sudah berpengalaman, fleksibilitas ini sangat membantu dalam strategi jangka pendek maupun jangka panjang. Tak ada hambatan besar untuk masuk ke instrumen emas kapan saja.
5. Perlindungan Nilai Terhadap Inflasi dan Gejolak Harga
Perang tarif tak hanya memengaruhi aktivitas perdagangan, tetapi juga berpotensi mendorong inflasi. Ketika barang impor menjadi lebih mahal, harga barang-barang di dalam negeri bisa ikut naik.
Emas sudah sejak lama dikenal sebagai alat lindung nilai terhadap inflasi. Ketika daya beli uang menurun, harga emas justru cenderung naik mengikuti kenaikan biaya hidup.
Contohnya, pada 2022 ketika inflasi global melonjak pasca pandemi dan perang Ukraina, harga emas dunia naik hampir 10% dalam 6 bulan pertama. Sementara banyak instrumen investasi lain justru melemah.
Dengan kondisi saat ini, di mana tekanan inflasi masih menjadi ancaman akibat tarif dan gangguan pasokan, emas kembali relevan. Ia menjadi penyeimbang nilai kekayaan di tengah ketidakpastian harga barang dan jasa.
Rekomendasi Investasi Emas Untuk Pemula
Bagi kamu yang ingin mulai investasi emas, pertimbangkan untuk memulainya secara bertahap. Metode dollar cost averaging (DCA) bisa membantu meminimalkan risiko beli di harga puncak.
Diversifikasi juga penting agar portofolio tidak terlalu berat di satu jenis aset. Gabungkan emas dengan reksa dana pasar uang atau deposito untuk menjaga kestabilan nilai aset.
Gunakan platform terpercaya seperti bank atau marketplace resmi yang diawasi OJK. Hindari membeli dari tempat yang tidak jelas asal-usul dan penyimpanannya.
Terakhir, pantau terus perkembangan global, khususnya kebijakan ekonomi Amerika. Emas akan terus relevan selama dunia tidak pasti, tapi waktu beli dan jual tetap butuh strategi.
Perang tarif harga yang dipicu oleh Amerika memberikan efek domino terhadap banyak sektor ekonomi. Namun, di tengah situasi ini, emas justru menunjukkan keunggulannya sebagai aset perlindungan nilai.
Dari ketahanan terhadap kebijakan perdagangan, hingga kemampuannya menjaga nilai saat inflasi, emas layak dipertimbangkan dalam portofolio investasi. Likuiditas tinggi dan akses mudah juga menjadikannya menarik bagi semua kalangan.
Dengan pendekatan yang cermat dan strategi yang tepat, emas bisa menjadi alat efektif menjaga kestabilan finansial. Terutama saat dunia menghadapi gejolak ekonomi yang tidak bisa diprediksi. (dda)