Logam Mulia
Jakarta, 11 April 2025 – Harga emas batangan keluaran PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kembali menjadi sorotan setelah mencetak rekor tertinggi dalam sejarah perdagangannya.
Pada hari Jumat ini, harga emas Antam melonjak signifikan hingga menyentuh angka Rp1.889.000 per gram.
Kenaikan drastis ini menjadi bukti bahwa logam mulia masih menjadi aset investasi yang sangat diminati, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Kenaikan tersebut tercatat sebesar Rp43.000 hanya dalam sehari, setelah sebelumnya pada Kamis, 10 April 2025, harga emas juga naik Rp34.000.
Artinya, dalam dua hari saja, harga emas melonjak total Rp77.000 per gram, sebuah angka yang tidak biasa dan tentu mengundang perhatian banyak pihak.
Tak hanya harga jualnya yang naik, harga beli kembali atau buyback dari Antam juga mengalami peningkatan yang sama, yakni menjadi Rp1.739.000 per gram.
Ini berarti pemilik emas yang ingin menjual kembali logam mulianya ke Antam akan mendapatkan nilai tukar yang jauh lebih tinggi dibandingkan beberapa hari lalu.
Peningkatan harga ini berlaku untuk seluruh pecahan emas Antam, mulai dari yang terkecil hingga yang terbesar.
Emas pecahan 0,5 gram kini dijual dengan harga sekitar Rp994.500. Untuk pecahan 1 gram, harganya telah mencapai Rp1.889.000.
Pecahan 2 gram dihargai kurang lebih Rp3.718.000, sedangkan emas seberat 5 gram dijual sekitar Rp9.220.000.
Sementara itu, untuk pecahan yang lebih besar, emas 10 gram dipasarkan dengan harga sekitar Rp18.385.000.
Emas 25 gram dijual sekitar Rp45.837.000, sedangkan emas 50 gram dibanderol di kisaran Rp91.595.000.
Untuk investor yang ingin membeli emas dalam jumlah besar, emas 100 gram dijual sekitar Rp183.112.000.
Bahkan, emas seberat 1.000 gram atau 1 kilogram kini mencapai harga fantastis, yaitu sekitar Rp1,829 miliar.
Harga-harga tersebut belum termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 sebesar 0,25 persen untuk pembeli yang memiliki NPWP.
Emas Antam
Tingginya harga emas Antam saat ini tidak terjadi tanpa sebab. Ada beberapa faktor besar yang mempengaruhi lonjakan harga ini.
Pertama, ketidakpastian global yang masih berlangsung akibat konflik geopolitik, inflasi, serta ketegangan ekonomi antara negara-negara besar, seperti Amerika Serikat dan Tiongkok.
Di tengah ketidakpastian ini, investor cenderung mengalihkan dananya ke aset yang lebih aman, seperti emas, yang dikenal sebagai safe haven.
Kedua, suku bunga acuan global yang masih tinggi, terutama dari Bank Sentral AS (The Fed), membuat pasar keuangan global cukup bergejolak. Kondisi ini memperkuat posisi emas sebagai pilihan investasi stabil jangka panjang.
Ketiga, menjelang momen Hari Raya Idulfitri, banyak masyarakat Indonesia yang mengalihkan dana dari Tunjangan Hari Raya (THR) ke dalam bentuk logam mulia sebagai bentuk tabungan atau investasi. Ini turut mendorong permintaan emas dalam negeri.
Lonjakan harga ini memang memberikan keuntungan bagi investor yang sudah lama menyimpan emas. Namun, bagi investor baru, harga yang tinggi bisa menjadi pertimbangan tersendiri.
Meski demikian, banyak analis menilai bahwa harga emas masih memiliki potensi naik, terutama jika ketidakpastian global belum mereda.
Investasi emas tetap memiliki sejumlah keunggulan. Selain nilainya cenderung stabil, emas juga memiliki likuiditas tinggi, mudah diperjualbelikan, serta tidak terpengaruh langsung oleh inflasi seperti uang tunai.
Oleh karena itu, meskipun harga tinggi, emas tetap menjadi pilihan yang masuk akal bagi mereka yang ingin menjaga nilai asetnya dalam jangka panjang.
Bagi yang ingin mulai berinvestasi di tengah harga yang melonjak, ada beberapa strategi yang bisa diterapkan.
Pertama, hindari membeli dalam jumlah besar secara sekaligus. Sebaiknya, gunakan strategi bertahap atau dikenal dengan nama dollar cost averaging, yakni membeli dalam jumlah kecil namun rutin, misalnya setiap bulan.
Kedua, tentukan tujuan investasi emas dengan jelas—apakah untuk jangka pendek, menengah, atau jangka panjang.
Untuk jangka panjang, fluktuasi harga sesaat tidak menjadi masalah, karena nilai emas cenderung naik dalam waktu beberapa tahun.
Ketiga, pastikan membeli emas dari sumber resmi dan terpercaya seperti Antam, Pegadaian, atau toko emas yang sudah memiliki sertifikasi. Jangan lupa untuk menyimpan bukti pembelian dan sertifikat keaslian emas dengan baik.
Banyak pengamat pasar memproyeksikan bahwa harga emas masih akan mengalami kenaikan, bahkan bisa menembus Rp1,9 juta per gram dalam waktu dekat jika kondisi global terus tidak stabil.
Namun, ada juga potensi koreksi harga bila ketegangan geopolitik mereda atau bank sentral mulai menurunkan suku bunga acuannya.
Meski demikian, untuk saat ini, emas tetap menjadi salah satu instrumen investasi yang paling aman dan menguntungkan, baik untuk pemula maupun investor kawakan.
Dalam konteks ekonomi yang tidak menentu, memiliki sebagian aset dalam bentuk emas dianggap sebagai langkah cerdas dan strategis.
Lonjakan harga emas Antam pada 11 April 2025 menjadi tonggak penting dalam sejarah investasi logam mulia di Indonesia.
Dengan harga mencapai Rp1.889.000 per gram, emas kembali membuktikan dirinya sebagai aset unggulan dalam menjaga kekayaan.
Bagi yang sudah memiliki emas, ini saatnya menikmati hasil investasi. Sementara bagi yang baru akan memulai, penting untuk merencanakan langkah dengan cermat. (ctr)