Categories: Berita

10 Sekolah Kedinasan Sepi Peminat, Peluang Masuk Lebih Besar!

Seleksi masuk sekolah kedinasan menjadi salah satu jalur favorit untuk meraih pendidikan berkualitas dan langsung terhubung dengan peluang menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Namun, tahukah Anda bahwa tidak semua sekolah kedinasan ramai peminat?

Berdasarkan data Badan Kepegawaian Negara (BKN) dari proses seleksi tahun 2024, terdapat 10 sekolah kedinasan yang jumlah pendaftarnya tergolong rendah.

Artinya, peluang untuk diterima di sekolah-sekolah ini relatif lebih besar dibanding sekolah kedinasan populer seperti STAN atau STIN yang persaingannya sangat ketat.

Bagi calon peserta seleksi sekolah kedinasan 2025, daftar berikut ini bisa menjadi acuan strategis dalam memilih sekolah dengan tingkat persaingan yang lebih longgar namun tetap berkualitas dan menjanjikan karier sebagai ASN.

Sekilas Tentang Sekolah Kedinasan

Sekolah Kedinasan Itu Apa?

Sekolah kedinasan merupakan lembaga pendidikan tinggi yang berada di bawah naungan kementerian atau lembaga tertentu, yang lulusannya umumnya langsung diangkat menjadi CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil).

Total terdapat 8 kementerian yang membawahi 31 sekolah kedinasan di Indonesia, seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, Badan Intelijen Negara, dan lainnya.

Meskipun sebagian besar sekolah kedinasan memiliki jumlah pendaftar yang membludak setiap tahun, ternyata ada beberapa yang justru sepi peminat.

Berikut ini daftar 10 sekolah kedinasan dengan jumlah pendaftar terendah berdasarkan seleksi tahun 2024:

1. Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Sorong

Jumlah pendaftar: 26 orang

Berlokasi di Papua Barat, Poltekpel Sorong merupakan institusi pendidikan vokasi di bawah Kementerian Perhubungan yang fokus pada bidang pelayaran.

Meski fasilitas dan kualitas pendidikannya tidak kalah dengan kampus lainnya, jumlah peminatnya masih sangat minim.

2. Politeknik Penerbangan (Poltekbang) Jayapura

Jumlah pendaftar: 61 orang

Sekolah ini menawarkan jurusan terkait dunia penerbangan dan berlokasi di Papua. Letaknya yang cukup jauh dari pusat kota besar kemungkinan menjadi alasan rendahnya jumlah pendaftar.

3. Politeknik Penerbangan (Poltekbang) Makassar

Jumlah pendaftar: 88 orang

Berada di Sulawesi Selatan, Poltekbang Makassar menyediakan pendidikan profesional di bidang teknik dan manajemen penerbangan. Potensi lulusan sangat menjanjikan, khususnya di sektor transportasi udara.

4. Politeknik Penerbangan (Poltekbang) Medan

Jumlah pendaftar: 153 orang

Institusi ini merupakan salah satu pintu masuk ke dunia aviasi yang semakin berkembang di wilayah barat Indonesia. Sayangnya, animo pendaftar masih tergolong rendah.

5. Politeknik Penerbangan (Poltekbang) Palembang

Jumlah pendaftar: 224 orang

Poltekbang Palembang menawarkan pelatihan vokasi penerbangan, namun jumlah peminatnya belum mencapai angka yang tinggi.

6. Politeknik Penerbangan (Poltekbang) Surabaya

Jumlah pendaftar: 226 orang

Terletak di kota besar Jawa Timur, jumlah pendaftar Poltekbang Surabaya masih belum banyak jika dibandingkan dengan potensi industri penerbangan di sekitarnya.

7. Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makassar

Jumlah pendaftar: 800 orang

PIP Makassar adalah sekolah tinggi yang sudah cukup dikenal, namun tetap masuk dalam daftar dengan peminat terendah. Kampus ini menghasilkan lulusan siap pakai di sektor pelayaran nasional dan internasional.

8. Politeknik Transportasi Darat Indonesia (Poltrada) Bali

Jumlah pendaftar: 1.273 orang

Berada di Pulau Dewata, Poltrada Bali fokus pada pendidikan transportasi darat. Meskipun fasilitasnya baik dan prospek kerja terjamin, tingkat peminat masih tergolong sedang.

9. Politeknik Transportasi Sungai Danau dan Penyeberangan (Poltrans SDP) Palembang

Jumlah pendaftar: 1.479 orang

Sekolah ini memberikan pendidikan unik yang jarang dimiliki kampus lain, yaitu terkait transportasi air pedalaman. Namun, peminatnya belum sebanyak sekolah kedinasan lain di sektor darat atau udara.

10. Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya

Jumlah pendaftar: 1.804 orang

Berada di kota besar dengan fasilitas mumpuni, Poltekpel Surabaya tetap menjadi salah satu dari sepuluh sekolah kedinasan dengan pendaftar paling sedikit.

Mengapa Jumlah Pendaftar Rendah?

Beberapa faktor yang memengaruhi minimnya pendaftar di sekolah-sekolah kedinasan ini antara lain:

  • Lokasi kampus yang jauh dari kota besar atau akses transportasi terbatas.
  • Kurangnya promosi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang keunggulan program studi dan peluang kerja.
  • Kurangnya pemahaman calon siswa mengenai prospek karier di sektor pelayaran, transportasi sungai, dan penerbangan.
  • Ketertarikan rendah terhadap profesi teknis tertentu, seperti navigator kapal atau teknisi penerbangan.

Padahal, lulusan sekolah kedinasan umumnya langsung diangkat sebagai CPNS atau memiliki akses lebih mudah menjadi ASN dengan karier yang stabil.

Peluang Besar bagi Calon Peserta 2025

Jika Anda sedang merencanakan untuk mendaftar sekolah kedinasan di tahun 2025, maka 10 kampus di atas bisa menjadi pilihan strategis.

Mengapa? Karena tingkat persaingannya jauh lebih ringan dibanding sekolah kedinasan favorit seperti STAN, IPDN, atau STIN yang bisa mencapai rasio 1:100 bahkan lebih.

Di sisi lain, kualitas pendidikan, fasilitas kampus, dan peluang kerja setelah lulus tidak kalah baiknya. Bahkan, beberapa di antaranya memiliki peluang kerja internasional, khususnya di sektor pelayaran dan penerbangan.

Tips Memilih Sekolah Kedinasan Sepi Peminat

Kenali minat dan kemampuan pribadi – Pastikan jurusan yang Anda pilih sesuai dengan passion dan kompetensi.

  • Cari tahu prospek kerja – Banyak sekolah kedinasan yang lulusannya langsung ditempatkan di instansi pemerintah atau BUMN.
  • Pelajari jalur seleksi dan materi tes – Karena tetap harus melalui proses seleksi ketat, persiapan harus matang.
  • Jangan terpaku pada popularitas – Sekolah kedinasan yang kurang populer bukan berarti kualitasnya rendah.

Minimnya peminat di 10 sekolah kedinasan tersebut justru menjadi kabar baik bagi calon siswa yang ingin masuk sekolah kedinasan dengan peluang diterima lebih tinggi.

Dengan tetap memperhatikan minat pribadi dan prospek masa depan, memilih sekolah kedinasan sepi peminat bisa menjadi keputusan cerdas untuk meraih masa depan sebagai ASN.

Siap mencoba peluang emas di tahun 2025?(taa)